Tafsir Al-Isra 7: Banser Menjaga Gereja, Pemiliknya Tidur Nyenyak

Tafsir Al-Isra 7: Banser Menjaga Gereja, Pemiliknya Tidur Nyenyak Ilustrasi: Banser saat apel. foto: Tribunnews

Para pendeta, pastur, suster, biksu, biarawan adalah orang-orang shalih menurut keyaninan masing-masing, maka tidak boleh dijahati, apalagi dibunuh, kecuali ikut andil dan terlibat perang melawan umat Islam, baik langsung maupun tidak langsung. Meskipun gereja tidak boleh dirusak, tidak berarti umat Islam terkena fardlu ain dan harus berpayah-payah menjaganya, sementara kaum nasrani, sang pemilik gereja tersebut asyik-asyikan santai dan tidur nyenyak semalaman.

Toleransi antar umat beragama adalah keniscayaan, seperti dicontohkan oleh Rasulullah SAW terhadap kaum dzimmy, terukur, proporsional dan bermartabat. Jangan sampai alasan toleransi, tapi ternyata menjatuhkan martabat sendiri hingga direndahkan oleh mereka dari belakang. Jangan sampai menjadi seperti kaum buruh yang dibayar majikan, jangan sampai seperti penjaga keamanan yang dibayar bulanan.

Banser adalah Barisan kawan-kawan Ansor yang jagoan dan berilmu kanoragan tinggi "li i'la' kalimatillah hiya al-ulya". Sungguh barisan serba guna yang siap diturunkan kapan saja demi agama. Mereka adalah milik aorang-orang Nahdliyin yang berprinsip ahlussunnah wal jamaah, di bawah bimbingan kiai-kiai yang 'alim dan shalih.

Jika harus menjaga gereja karena ada ancaman nyata dari luar yang sifatnya mengancam kesatuan dan persatuan, maka sebaiknya cukup sekadar membantu, dengan cara bergabung dengan penjaga utama dari kalangan gereja itu sendiri, atau dengan keamanan negara. Dua kelompok tersebut itulah sesungguhnya yang terkena kewajiban utama, bukan Banser.

Maka kehadiran Banser di sini sebagai kiprah kemanusiaan dan toleransi, sekaligus mewujudkan kemaslahatan umum yang memang dianjurkan agama. Banser adalah organisasi Islam Nahdliyah yang bermartabat sekaligus pembawa rahmat lil 'alamin, maka harus pandai-pandai membawa kehormatan umat Islam di hadapan umat lain.

Harusnya, Banser hadir sebagai pemberi, pengayom, pelindung yang terhormat dan bermartabat, seperti dulu Umar ibn al-Khattab melindungi kaum nasrani Yerussalem. Jangan sampai Banser hadir ke gereja sebagai buruh penjaga keamanan yang dibayar oleh majikan dan selesai. Sementara si pemilik gereja berasyik-asyikan dan tidur nyenyak semalaman. Banser adalah garda depan penjaga agama Allah SWT. Semoga amal sedulur Banser dicatat sebagai amal jihad seperti para sahabat Nabi pembela agama di medan perang.   

Sumber: Dr. KH A Musta'in Syafi'ie M.Ag

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO