Takjil Gratis di Masjid Nabawi, Menu di Luar Mewah, di Dalam Sederhana

Takjil Gratis di Masjid Nabawi, Menu di Luar Mewah, di Dalam Sederhana Anak remaja tanggung ini cekatan melayani jamaah Masjid Nabawi Madinah. Ia menyiapkan minum dan makanan. Ia juga menjemput bangsaonline.com di pelataran Masjid Nabawi Madinah dan dibawa ke tempat keluarga dia menyiapkan takjil. foto: MMA/bangsaonline.com

MADINAH, BANGSAONLINE.com - Umroh pada bulan suci Ramadan selain surplus pahala juga sangat menyenangkan. Menurut Sayyid Alawy bin Sayyid Abbas, ulama sunni di Makkah, umroh pada bulan Ramadan sama dengan umroh bersama Rasulullah SAW.

”Kalian beruntung bisa umroh pada bulan Ramadan karena sama dengan umroh bersama Rasulullah SAW,” kata Sayyid Alawy saat rombongan jamaah umroh Amanatul Ummah Surabaya Jawa Timur yang dipimpin Dr KH Asep Saifuddin Chalim silaturahim ke kediamannya di Makkah.

Umroh pada bulan puasa juga tak sulit takjil (makan untuk buka puasa). Banyak sekali para dermawan menyedekahkan hartanya berupa makanan dan minuman untuk takjil. Di jalan-jalan raya, di masjid-masjid dan tempat-tempat umum, banyak sekali takjil disediakan dan ditawarkan.

Bangsaonline.com yang beberapa kali ngabuburit di Masjid Nabawi Madinah melihat pemandangan yang cukup menarik. Di pelataran Masjid Nabawi, misalnya, aneka macam masakan – terutama masakan Arab – disajikan. Nasi kebuli, nasi bukhori lengkap dengan lauk pauk kambing, ayam, dan daging lainnya. Begitu juga buah kurma, jeruk, roti dan bermacam minuman tersedia di hamparan karpet yang luas.

Menurut pengamatan bangsaonline.com, menu makanan dan minuman itu bukan saja beraneka macam tapi sangat mewah layaknya makanan orang-orang kaya dalam pesta. Dan hampir semua palataran yang dipayungi “payung raksasa” yang buka-tutup secara otomatis itu full makanan dan minuman.

Tapi Kiai Asep Saifuddin Chalim melarang jamaah umroh Amanatul Ummah menikmati takjil di pelataran itu. “Makanan dan minuman itu kan untuk orang-orang yang tak punya tempat di hotel,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim yang pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur.

Memang banyak sekali jamaah umroh yang tak punya tempat di hotel. Umumnya orang-orang berkulit hitam. Mereka tidur di pelataran masjid dan beberapa tempat lainnya.

”Kalau jamaah umroh seperti kita (Indonesia, red) ya takjilnya di dalam masjid (Nabawi) saja. Nanti kalau mau makan ya setelah balik ke hotel,” imbau Kiai Asep. Di dalam takjil memang tanpa nasi. Hanya minuman dan kue. Umumnya berupa kurma plus susu, roti dan air putih.

Sumber: MMA

Lihat juga video 'H Muhammad Faiz Abdul Rozzaq, Penulis Kaligrafi Kiswah Ka'bah Asal Pasuruan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO