Salak Wedi, Buah Asli Bojonegoro tanpa Tersentuh Pestisida

Salak Wedi, Buah Asli Bojonegoro tanpa Tersentuh Pestisida Kebun salak wedi. foto: Dhian Bintariana/ BANGSAONLINE

Saat pembukaan kebun salak ini dibuka banyak sekali warga yang antusias membuat olahan dari bahan dasar salak. Selain itu banyak pengunjung yang datang. Saat tahun baru bisa mencapai 5000 pengunjung.

“Kita mungkin ke depannya ingin membuat kuliner dengan berbagai olahan salak untuk menunjang wisata ini. Ya mungkin sitem ke depannya bisa dibilang seperti di kebun coklat,” tutur Nanik.

Salak wedi mempunyai banyak perbedaan dengan yang lainnya yaitu rasa yang lebih manis. Untuk penjualan salak di kebun Agro wisata salak hanya diedarkan Bojonegoro. Hanya saja jika ada yang berkunjung ke kebun bisa membeli.

Jumlah pohon di kebun Agro ada sekitar 350 pohon salak. Sekali panen bisa sekitar 80.000 lebih buah salak. Sedangkan panennya tiap 3 bulan. Setiap panen sudah ada yang memesan salak.

“Kualitas salak yang ada di kebun Agro Wisata salak sangat alami, kita tidak memakai pupuk atau bahan lainnya yang bisa membuat salak tumbuh dengan rasa yang manis. Jadi salak di sini dibiarkan begitu saja dalam hal pertumbuhannya. Perawatannya cukup dengan membersihkan kebun dan membantu penyerbukan. Mungkin hal ini yang membedakan salak wedi dengan yang lainnya Sampai saat ini salak wedhi Bojonegoro hanya dijual di pasar tradisional Bojonegoro. Saya berharap kedepannya ingin salak wedi lebih dikenal oleh banyak masyarakat dan banyak dijual di toko-toko buah baik dalam maupun luar Bojonegoro,” tutur Nanik pada wawancara (24/02).

Dengan adanya kebun salak ini pemerintah Bojonegoro ingin mengenalkan salak Khas Bojonegoro kepada daerah-daerah lain dan bisa go internasional. Selain itu juga mengenalkan masyarakat tentang edukasi botani atau perkebunan. (*)

Sumber: *Dhian Bintariana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO