Paguyuban Putra-Putri Fakultas Bahasa dan Seni Unesa, Cantik-cantik Ya?

Paguyuban Putra-Putri Fakultas Bahasa dan Seni Unesa, Cantik-cantik Ya? Kinclong.... foto: istimewa

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Paguyuban Putra-Putri Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya mulai dibentuk pada 2017 lalu. Paguyuban beranggotakan 19 mahasiswa finalis pemilihan Putra dan Putri Fakultas tersebut, dibentuk atas usul dari Mohamad Ulil Azmi A. (21), mahasiswa S1 Sastra Indonesia 2015.

Mahasiswa yang akrab disapa Ulil atau Azmi ini merasa ada yang kurang dari fakultasnya jika dibanding dengan fakultas lain di . Yaitu, paguyuban putra-putri yang akhirnya membuatnya berinisiatif untuk membangun paguyuban yang menurut pengakuannya, belum ia ketahui pernah atau tidaknya dibentuk sebelumnya. Dengan usahanya bersama BEM Fakultas Bahasa dan Seni, akhirnya paguyuban ini resmi dibentuk dengan dinaungi Departemen ORSENBUD, BEM FBS, .

Bukan sekedar perkumpulan Putra dan Putri, paguyuban ini membentuk struktur organisasi yang diketuai oleh Agus Khoirul Ikhwan (20), yakni Putra FBS 2017. Dengan adanya struktur ini, mereka juga aktif untuk melaksanakan tugas mereka sebagai Duta dari Fakultas ini.

Pada ajang pemilihan pada tahun 2017 tersebut, dengan sengaja membentuk sistim pemilihan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Jika pada tahun-tahun sebelumnya, setiap jurusan akan memperlombakan Putra-Putri terbaik mereka untuk dipilih menjadi Duta di fakultas tersebut, maka di tahun 2017 pemilihan dilakukan dengan membuka kesempatan bagi siapapun dari setiap jurusan yang ada di FBS, yang ingin menjadi Duta fakultas untuk mendaftar.

Ketentuan dan syarat yang diberlakukan pada pemilihan tersebut meliputi mahasiswa aktif FBS angkatan 2015/2016, berwawasan luas, cerdas, berkepribadian dan berpenampilan menarik, sehat jasmani dan rohani, dan berbagai ketentuan lain.

“Ketentuan dan syarat tersebut, bertujuan untuk menyaring mahasiswa dan mahasiswi terbaik di FBS. Jadi mereka bukan hanya cantik dan tampan, tapi juga cerdas dan berwawasan. Namanya juga Duta Fakultas, jadi yang seperti itu memang penting,” begitu tutur Ulil sebagai penanggung jawab kegiatan pada masa pemilihan tersebut.

Untuk memilih mahasiswa terbaik pun, diadakan tes untuk mengukur keceradasan dan kepribadian para peserta. Dan setelah finalis terpilih, mereka pun menjalani serangkaian karantina untuk mengasah kemampuan mereka dalam membawa diri sebagai seorang Duta Fakultas Bahasa dan Seni.

“Kan menjadi duta yang membawa nama Fakultas itu, bukan hanya pintar saja sih. Mereka harus mampu membawa diri di khalayak umum, karena merekalah tolok ukur masyarakat, terutama fakultas dan universitas lain mengenai gambaran mahasiswa di FBS ini,” begitu tambah Khoirul Putra FBS sekaligus ketua Paguyuban ini.

Sumber: *Fikma A

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO