TUBAN, BANGSAONLINE.com - Petani di Kabupaten Tuban dibuat resah dengan kelangkaan pupuk bersubsidi yang terjadi akhir-akhir ini. Hal ini diperparah karena fenomena ini selalu terjadi bertepatan dengan masa awal tanam jagung.
Ketua DPRD Kabupaten Tuban, Muhammad Miyadi, mengakui kelangkaan pupuk memang permasalahan klasik yang setiap tahun terjadi. Namun, ia menegaskan jika permasalahan ini tidak hanya di Tuban, namun juga di daerah lain.
BACA JUGA:
- Gebyar Diskon hingga 40 Persen, Pupuk Indonesia Salurkan Ratusan Ton Phonska Plus dan Urea di Tuban
- Tanam Padi Inpari 32 di Tuban, Gubernur Khofifah Apresiasi Komitmen Petani Gunakan Pupuk Organik
- Pupuk RKM Bisa Jadi Solusi Petani Persil
- Siasati Sulitnya Pupuk Bersubsidi, RKM Jadi Solusi Petani di Tuban
Menurutnya, kelangkaan ini dikarenakan adanya mafia pupuk yang masih berkeliaran. “Mereka hanya memikirkan untung untuk dirinya sendiri, dan ini sangat merugikan petani,” ujar Miyadi.
Untuk itu, pihaknya meminta kepada aparat keamanan agar mengawal peredaran pupuk bersubsidi, dan menindak tegas oknum yang melakukan pelanggaran.
Jika Miyadi mengatakan kelangkaan pupuk disebabkan oleh permainan mafia, pendapat berbeda diutarakan Wakil Bupati Tuban, Noor Nahar Hussein. Ia menjelaskan, kelangkaan pupuk merupakan hal yang wajar terjadi di musim tanam.
Hal ini terjadi karena stok pupuk bersubsidi untuk wilayah Tuban sangat kurang. Ia mengaku telah berupaya menambah stok pupuk, namun itu tergantung dari kebijakan Pemerintah Pusat dan Provinsi Jatim.
“Dampak kelangkaan pupuk memang langsung dirasakan para petani jika musim tanam seperti ini, tetapi kita sudah berupaya melakukan pengawasan pada distribusi pupuk supaya pupuk tidak di selewengkan,” jelasnya.
Diketahui pada 2017 ini, jatah pupuk bersubsidi Kabupaten Tuban hanya mencapai sekitar 110.546 ton. Jumlah tersebut distribusikan di 20 Kecamatan yang ada di Tuban. Sedangkan, tahun lalu lebih banyak hingga mencapai sekitar 120.504 ton. (gun/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News