Warga Surabaya Diminta Siap-Siap Masker, Gunung Agung Diperkirakan Meletus Malam Ini

Warga Surabaya Diminta Siap-Siap Masker, Gunung Agung Diperkirakan Meletus Malam Ini Gunung Agung. foto: Robinson Gamar/Kompas.com

DENPASAR, BANGSAONLINE.com - Tanda-tanda Gunung Agung segera meletus dideteksi banyak pihak. Banyak binatang buas, seperti ular dan kera mulai keluar dan mendatangi pemukiman warga.

Bahkan dini hari tadi (Minggu, 24/9) warga Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem,, merasakan getaran gempa. Desa Rendang berjarak sekitar 12 kilometer dari Gunung Agung yang saat ini berstatus awas (Level IV).

Seperti dilaporkan CNN, kekuatan gempa tidak terlalu besar, namun menggetarkan kaca di posko pengamatan. Durasi gempa terjadi selama lima detik. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa tersebut berkekuatan 3,8 skala richter, terjadi pukul 01.45 WITA, Minggu (24/9).

Pusat gempa berada di 8.28 LS,115.57 BT atau 9 kilometer Timur Laut, Karangasem,, dengan kedalaman 10 kilometer.

Belum ada perubahan status Gunung Agung usai gempa tersebut. Data terakhir dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi pada 23 September menetapkan aktivitas Gunung Agung berada pada Level IV status Awas.

"Masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area di dalam radius 9 km dari Kawah Puncak Gunung Agung," kata penyusun laporan PVMBG I Dewa Made Merthe Yasa.

"Ditambah perluasan sektoral ke arah Utara-Timurlaut dan Tenggara-Selatan-Baratdaya sejauh 12 km. Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual/terbaru."

Ada yang memperkirakan Gunung Agung akan meletus malam ini. Diperkirakan arah angin ke barat, yaitu ke arah Surabaya. Karena itu, warga Surabaya dan sekitarnya diminta segera menyiapkan masker. Karena debu vulkanik akan sampai ke Surabaya. Bahkan jika merujuk pada peristiwa letusan Gunung Agung tahun 1963, terjadi gumpalan debu sangat tebal di Surabaya. Bahkan pada siang hari matahari tak tampak karena tertutup debu vulkanik.

Dilansir Tribunnews.com, Gunung Agung terakhir meletus pada tanggal 18 mei 1963. Saat meletus hebat, beberapa warga di Trunyan, tepi Danau Batur tidak mau mengungsi.

Dilansir Kompas.com, mereka tidak mau meninggalkan desa walau diperintahkan oleh Bupati Bangli untuk keluar dari kawah Gunung Batur purba, tempat desa induk berada.

Saat itu awan panas tidak langsung mengenai desa, tetapi hujan abu lebat yang membuat desa dilapisi abu. Akibatnya tanah di kawasan itu menjadi tandus dan mengakibatkan kelaparan.

Kama Kusumadinata, vulkanolog Direktorat Geologi Bandung yang datang ke pada saat kritis itu, menemukan sebagian masyarakat meyakini bahwa penyebab letusan Gunung Agung tahun 1963 bersifat spiritual.

Saat itu warga meyakini bahwa awan panas yang turun dari lereng gunung adalah Ida Batara yang menjaga Gunung Agung. Bukannya menghindar, warga saat itu justru menyambut awan panas itu dengan tetabuhan gamelan. Akibatnya banyak warga yang meninggal dunia.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, sebelum status Gunung Agung dinaikkan ‎menjadi Awas dan masih di status Siaga, radius zona merah masih ditetapkan sejauh enam kilometer. Cakupan wilayah itu terdapat 50 ribu warga yang harus diungsikan.

Sumber: CNN/Tribunnews/Liputan6/Kompas.com

Lihat juga video 'Sekap WNA Ukraina, Lima Bule di Denpasar Mengaku Polisi Internasional':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO