
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Masyarakat maritim di Jawa Timur mendorong mantan asisten II Pemprov Jatim, Hadi Prasetyo “turun gunung” meramaikan bursa Pilgub Jawa Timur, yang saat ini didominasi calon dari partai politik dan tokoh bisnis. Mantan birokrat Pemprov Jatim yang saat ini menjabat Komisaris Utama PT. SIER itu dianggap mempunyai kapasitas dan kapabilitas untuk maju ke gelanggang pilgub.
“Jatim butuh seorang profesional seorang konseptor pembangunan dan ekonomi Jatim ke depan,” kata Ketua Forum Masyarakat Maritim, Kelautan dan Perikanan Jatim Oki Lukito, Selasa (25/7).
Dari pandangan Oki, tokoh yang muncul sekarang banyak yang dari politikus, ada Wagub Saifullah Yusuf, Mensos Khofifah Indarparawansa, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, kemudian pengusaha yang juga Ketua Kadin La Nyalla Mattalitti. Demikian pula dengan Wagubnya juga banyak dari kalangan Politik, Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Kusnadi PDIP, Kanang juga dari PDIP. Sementara dari kalangan profesional belum ada yang muncul, padahal persoalan Jatim ke depan adalah bagaimana mempertahankan pertumbuhan ekonomi Jatim tetap pada treknya.
Oki melihat sosok Hadi Prast yang selama ini berdiam diri sudah saatnya untuk tampil ke permukaan. Minimal ikut masuk dalam bursa Cawagub yang bisa ditandemkan ke semua calon, apakah Gus Ipul, Khofifah atau Risma.
“Para calon semua populer, namun mereka perlu didampingi tokoh profesional sehingga ada yang mengolah pemerintahan dari dua sisi, yakni kepopuleran dan profesional,” ujarnya.
Menurutnya, Jatim secara ekonomi memang sudah bagus. Namun sejak ekonomi Indonesia tidak stabil, Jatim juga terimbas. Apalagi pengangguran usia produktif juga menumpuk. Ia menjelaskan, Indonesia dan Jatim mendapat berkah bonus demografi pada periode 2018-2030an yang ditandai dengan melimpah ruahnya jumlah penduduk angkatan kerja produktif.
“Ini bisa jadi berkah, tapi bisa jadi musibah bila angkatan kerja produktif yang berlimpah hingga jutaan jumlahnya tidak bisa diserap oleh perkembangan ekonomi yang memadai, khususnya dalam hal penyediaan lapangan/kesempatan kerja. Sektor maritim kelautan dan agraris menjadi sektor yang bagus untuk bisa mengatasi hal,” imbuh wartawan senior ini.
"Bila dampak bonus demografi tidak terkelola dengan baik dan tepat, ini bisa jadi efek domino yang mengerikan, bisa meledak angka pengangguran dan kesenjangan ekonomi sosial yang melebar. Juga kemiskinan bisa makin dalam dan parah. Perekonomian sekarang ini berat dan masih makin berat dalam lima tahun mendatang. Beberapa indikator ekonomi menunjukkan penurunan."
“Sektor retail menurun, industri menurun, bahkan sektor properti menurun hingga 60%. Bisa dibayangkan betapa tantangan 2018 dan ke depannya sangat berat. Tidak cukup hanya dengan pendekatan sosial, tetapi juga ekonomi yang tajam dan solutif,” tandasnya.
Bagi Gubernur terpilih nanti, PR ini sangat berat. Karena itu, katanya, dibutuhkan Jatim sosok konseptor pembangunan yang memiliki keahlian untuk bisa mengangkat perekonomian Jatim lebih maju.
“Saya yakin Pak Hadi sangat mumpuni untuk disandingkan dengan para calon sebagai Cawagub. Kemampuannya jangan diragukan,” ucap Oki Lukito.
Konsep-konsep pembangunan di Pemprov Jatim juga sebagian besar pemikiran Hadi Prast. Bila ini dituangkan dan dijabarkan saat dia masuk dalam Bursa Cawagub nanti, Oki menilai hasilnya akan maksimal.
"Apalagi sekarang sejumlah parpol masih membuka peluang untuk mendaftar, seperti Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Gerindra dan Partai NasDem. Para tokoh elit partai-partai harus melihat dan mempertimbangkan ini. Bukan sekadar menang kalah dalam pilkada, bukan soal bagi-bagi kekuasaan, tetapi benar-benar soal beban berat masyarakat sosial maupun ekonom."
“Bila partai politik ingin diangap partai yang membela rakyat, maka gabungan antara politikus dan profesional sangat dibutuhkan,” pungkas Oki. (mdr/rev)