SURABAYA,BANGSAONLINE.com - Open house Mensos Khofifah Indar Parawansa di kediamannya, Jemursari, Surabaya, Senin, 26 Juni 2017, dihadiri ratusan warga yang datang silih berganti hingga sore hari. Berbagai elemen masyarakat kumpul untuk silaturahim dalam suasana lebaran.
Tak hanya mereka yang beragama Islam, beberapa pendeta dari Badan Musyawarah Antar Gereja atau Bamag Nasional juga hadir.
BACA JUGA:
- Pesan Khofifah saat Tutup Pesantren Ramadan Balita Muslimat NU se-Indonesia
- Lagi, Siswa Jatim Terbanyak Nasional Lolos SNBP, Khofifah: On The Right Track
- 24.423 Siswa Lolos Masuk PTN Jalur SNPB 2024, Pj Gubernur Jatim: Terbanyak Nasional 5 Tahun Beruntun
- JKSN Jatim Deklarasi Dukungan untuk Khofifah-Emil 2 Periode
Dalam kesempatan berbincang dengan wartawan, Mensos menjelaskan makna lebaran dan salaman. Menurutnya, salaman mengandung substansi lebih dari sekadar bermaaf-maafan. Ia harus dimaknai secara progresif sebagai spirit untuk membangun perdamaian dan kasih sayang. "Substabsi salaman adalah membangun perdamaian," katanya.
Khofifah mengatakan, pemahaman tentang makna Idul Fitri itu perlu direvitalisasi sehingga substansinya tidak tercerabut, terutama dalam konteks ke-Indonesia-an.
"Kalau bangunan kasih sayang direvitalisasi saat Idul Fitri, bukankah itu yang diharapkan. Islam yang penuh damai dan Islam rahmatan lil alamin," ujarnya.
Dengan substansi seperti itu, lanjut ketua umum Muslimat NU itu, Idul Fitri tidak hanya dirasakan oleh umat Islam saja, tetapi juga akan dirasakan oleh non muslim. "Karena itu open house di Jakarta kemarin, banyak tokoh dan warga nonmuslim yang juga datang ke rumah saya," ujar Khofifah.