Menelusuri Jejak Kampung Religi di Surabaya (13): Mbah Karimah Murid Pertama Raden Rahmat

Menelusuri Jejak Kampung Religi di Surabaya (13): Mbah Karimah Murid Pertama Raden Rahmat KAMPUNG Kembang Kuning memiliki keterkaitan sejarah yang sangat kuat dengan Sunan Ampel. foto: YUDI A/ BANGSAONLINE

Mertua Sunan Ampel bernama Ki Wiroseroyo ini merupakan seorang Prajurit Kerajaan Majapahit yang ditugasi sebagai penjaga batas kerajaan di wilayah Kembang Kuning. Saat itu sejarah mencatat, awal abad ke 15, Kota Surabaya bagian selatan masih berupa hutan belantara. Hal ini bisa ditelusuri jejaknya dengan melihat nama-nama daerah, seperti Wonokromo, Wonosari serta Wonokitri.

Di Wonokitri inilah tepatnya hutan Kembang Kuning, Ki Wonoseroyo pertama kali bertemu dengan Sunan Ampel yang saat itu masih memakai nama Raden Rahmat.

“Setiap pagi di hutan Kembang Kuning ini ia bekerja membabat hutan (babad alas) untuk dijadikan rumah, Ki Wonoseroyo sering keluar masuk hutan,” jelasnya.

Pertemuan mereka bermula saat itu Ki Wiroseroyo mendapati seorang pemuda tampan yang sedang menghadap ke barat, menengadahkan kedua tangannya ke atas sambil mengucapkan sesuatu. Ia lalu memanggil-manggil pemuda tersebut berkali-kali namun tidak ada respon. Belakangan diketahui, ternyata pemuda itu dikira sedang melakukan tapa seperti layaknya umat Hindu.

“Padahal Raden Rahmat sedang melakukan salat lalu disambung dengan doa setelah selesai salat. Saat itu memang masyarakat mayoritas memeluk agama Hindu dan Budha. Ki Wiroseroyo pun juga adalah seorang Hindu,” ungkap Surip, sapaan akrab Suripto.

Tingkah laku Raden Rahmat itu menimbulkan rasa penasaran Ki Wiroseroyo. Sebagai seorang penguasa Kampung Kembang Kuning ia pun menanyakan langsung jati diri pemuda asing itu. Pemuda asing itu pun lalu mengaku sebagai Raden Rahmat yang menganut agama Islam dan mau menyebarkan Islam. Terjadi dialog antara Ki Wiroseroyo dengan Raden Rahmat yang intinya menantang Raden Rahmat adu kesaktian.

“Apabila kalah ia pun memasrahkan dirinya kepada Raden Ramat untuk diapakan sesuka hati. Ki Wiroseroyo dikenal sebagai salah seorang prajurit Majapahit yang memiliki kesaktian tingkat tinggi serta sering mengalahkan musuh-musuhnya,” urainya.

Sejurus kemudian, Ki Wiroseroyo pun akhirnya mengaku kalah oleh Raden Rahmat. Sesuai janjinya, ia pun pasrah diapakan saja oleh Raden Rahmat.

“Raden Rahmat pun tidak meminta yang aneh-aneh. Ia hanya meminta Ki Wiroseroyo untuk membaca syahadat. Maka sejak saat itu, Ki Wiroseroyo resmi menjadi murid pertama Raden Rahmat,” pungkasnya. (ian/lan/bersambung)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO