Tanya-Jawab Islam: Bagaimana Hukumnya Orang Berpuasa Terus-menerus?

Tanya-Jawab Islam: Bagaimana Hukumnya Orang Berpuasa Terus-menerus? KH. Imam Ghazali Said

>>>>>> Rubrik ini menjawab pertanyaan soal Islam dalam kehidupan sehari-hari dengan pembimbing Dr. KH. Imam Ghazali Said. SMS ke 081357919060, atau email ke bangsa2000@yahoo.com. Jangan lupa sertakan nama dan alamat. <<<<<<

Pertanyaan:

Assalamualaikum wr wb Kiai, saya melihat beberapa orang melakukan puasa terus menerus, di bulan Ramadan. Di luar bulan Ramada juga puasa. Di kantor, ada orang yang berpuasa seperti itu, ketika saya tanya, dia menjawab: “ya enak saja berpuasa”. Apa boleh berpuasa seperti itu? Sedangkan saya dengar ada beberapa hari yang haram berpuasa. Terima kasih. (Yusuf, Surabaya)

Jawab:

Memang benar apa yang Bapak yakini bahwa ada beberapa hari dalam setahun, kita umat Islam diharamkan berpuasa pada saat itu. Puasa yang pada dasarnya memiliki nilai ibadah, namun jika dilakukan pada waktu-waktu yang dilarang oleh Rasulullah maka puasa itu berubah menjadi nilai-nilai kemaksiatan. Hari-hari yang diharamkan berpuasa itu adalah dua hari raya (hari raya iedul fitri dan hari raya iedul adha) serta hari-hari tasyriq (11, 12, 13 Dzul Hijjah).

Hal ini didasarkan pada hadis laporan Abu Hurairah bahwa:

نْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنْ صِيَامِ يَوْمَيْنِ يَوْمِ الأَضْحَى وَيَوْمِ الْفِطْرِ

"Rasulullah melarang berpuasa pada dua hari: Idul Fitri dan Idul ‘Adha." (Hr. Muslim: 1138).

Larangan itu tersebut jelas, yaitu dua hari raya. Begitu juga hadis laporan Nubaisyah al-Huzalli bahwa Rasul bersabda:

عَنْ نُبَيْشَةَ الْهُذَلِىِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ »

“Hari-hari tasyrik adalah hari makan dan minum”. (Hr. Muslim:1141). Ini adalah sebuah kinayah untuk hari makan dan minum itu berarti dilarang untuk berpuasa pada saat itu.

Namun, di sana ada yang membolehkan berpuasa pada hari-hari tasyrik bagi orang yang berhaji tamattu’ dan tidak memiliki hewan untuk disembelih. Ini adalah qoul qodim (pendapat lama) Imam Syafi’i. tapi dalam qoul jaded (pendapat baru)-nya menyatakan tidak boleh berpuasa di hari-hari tasyriq walaupun bagi para haji tamattu’ itu. Maka, andaikan kita mengambil pendapat yang boleh itu pun hanya bagi orang-orang yang sedang melakukan ibadah haji, bukan untuk umum bagi umat semuanya. (Kifayatul Akhyar:253)

Nah itu terkait dengan hari-hari yang dilarang berpuasa. Adapun terkait dengan puasa dahr atau puasa terus menerus, para ulama juga berbeda pendapat. Ada yang membolehkan dan ada juga yang melarangnya. Pertama, mereka yang melarang bentuk puasa ini berpegangan pada beberapa dalil dari rasulullah.

Rasul bersabda:

لَا صَامَ مَنْ صَامَ الْأَبَدَ

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO