PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Akibat cuaca ekstrem belakangan ini, produksi garam di Kabupaten mengalami penurunan. Hal ini diperparah dengan kondisi tahun kemarin di mana para petani garam gagal panen sehingga pada musim produksi tahun ini pemerintah mengimpor garam guna memenuhi kebutuhan.
Akibatnya, stok garam rakyat dalam beberapa bulan ini mengalami kelangkaan sehingga harga garam mencapai Rp 2,3 juta per ton.
BACA JUGA:
- Diboikot Umat Islam karena Bantu Tentara Israel, McDonald's Rugi Besar
- SIG Gelar Pasar Murah dan Salurkan 6.000 Paket Sembako di Area Operasi
- InfoEkonomi.ID Sukses Gelar Anugerah Penghargaan 5th Top Digital Corporate Brand Award 2024
- Kolaborasi, Infobrand.id Salurkan Donasi Ramadhan Brand Berbagi di Jabodetabek
Menurut Hasan (50) salah satu petani garam di Pamekasan, harga garam saat ini naik hampir empat kali lipat dari harga normalnya. "Hal ini akibat stok produksi pada musim kemarin sangat sedikit," jelasnya, Jum'at (28/04)
"Produksi garam di petani sangat minim akibat cuaca yang tidak menentu," ungkap Hasan.
Ali Mahdi, Direktur Pemasaran PT Garam membenarkan minimnya stok garam yang disebabkan cuaca ekstrem. Menurutnya, hal ini membuat pemerintah menugaskan PT Garam Persero melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri.
"Sampai dengan saat ini, sesuai kuota 226 ribu ton yang diberikan pemerintah baru terealisasi 75 ribu ton yang didatangkan dari negara Australia sebanyak 55 ribu ton, sedang sisanya dari India," ungkap Ali Mahdi saat dihubungi melalui telepon seluler