Santri Jombang Antusias Kembangkan Industri Kreatif

Santri Jombang Antusias Kembangkan Industri Kreatif Gus Ipang foto bersama para peserta dialog tentang Industri Kreatif di Tebuireng.

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Ratusan santri dan mahasiswa di Jombang sangat tertarik untuk menjajaki dan mengembangkan gagasan industri kreatif. Antusiasme yang cukup tinggi itu tampak dalam dialog bersama Ketua Pokja Industri Kreatif Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Irfan Wahid, yang berlangsung di Pesantren Tebuireng, Ahad (19/3/2017) sore kemarin.

Ahmad Dika Maulana (17), misalnya, menceritakan pengalamannya mengembangkan komunitas fotografer santri di lingkungan Pesantren Tebuireng. "Saya dan teman-teman juga bekerjasama dengan santri dari pesantren lain di Jombang," ujarnya.

Kepada Irfan Wahid, siswa Madrasah Aliyah Salafiyah Syafi'iyah (MASS) Tebuireng itu meminta saran dan masukan untuk pengembangan komunitas fotografer yang dipimpinnya. Dia berharap, komunitas tersebut dapat berkembang lebih lanjut menjadi fotografer profesional.

Lain lagi dengan Azmil (21), mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Hasyim Asy'ari Tebuireng itu berniat mengembangkan usaha yang dibutuhkan mahasiswa. Tapi, ia bingung harus membuka usaha apa. "Kira-kira usaha apa yang pas untuk mahasiswa?" tanya dia.

Pertanyaan lain dilontarkan oleh Zulfia Ulfa (19). Dia punya ide mengembangkan usaha kuliner pisang cokelat. Tapi, dia bingung produk tersebut harus diberi nama apa.

"Saya ingin produk saya nanti menembus pasar ekspor. Tapi takut nama yang saya pilih nanti sulit diucapkan konsumen di luar negeri," ungkapnya dengan percaya diri.

Gus Ipang --sapaan akrab Irfan Wahid-- kemudian membagikan tips berwirausaha kepada para santri. "Kuncinya, niat bisa dan pilih sesuatu yang berbeda, yang unik dan membuat orang memilih produk kita. Juga, buka wawasan serta harus tekun dan jangan menyerah," pesan pria yang dikenal luas sebagai konsultan branding ini.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Ipang juga mengkritik kaum muda yang senang mencari jalan pintas dan cenderung malas belajar. "Banyak orang menyerah sebelum melalukan. Ciri khas anak sekarang, mau enaknya doang. Maunya, sedikit-sedikit minta shortcut (menu pintas)," kritiknya.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO