Tafsir An-Nahl 106: Kekerasan Hamzah Menghentikan Kekerasan Para Kafir

Tafsir An-Nahl 106: Kekerasan Hamzah Menghentikan Kekerasan Para Kafir foto: https://ya2blog.wordpress.com

Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie MAg. . .   

BANGSAONLINE.com - Man kafara biallaahi min ba’di iimaanihi illaa man ukriha waqalbuhu muthma-innun bial-iimaani walaakin man syaraha bialkufri shadran fa’alayhim ghadhabun mina allaahi walahum ‘adzaabun ‘azhiimun (106).

Jangankan setingkat budak seperti Bilal dan kawan-kawan, setingkat Abu Bakar al-shidiq pernah juga disiksa. Abu Bakar ditangkap dan diikat, lalu secara paksa mengenakan baju besi yang biasa dipakai perang. Subhanallah, ternyata digiring ke tengah padang pasir dan digeletakkan di situ, dijemur di bawah terik matahari gurun hingga sore. Bisa dibayangkan, tentu kulit melempuh dan gosong-gosong terkena lempengan baju besi yang panas akibat sinar matahari padang pasir. Ya begitulah, hanya karena beda keyakinan, para kafir itu tega.

Tapi Abu Bakar tidak lantas jera. Besoknya menyusun rencana lebih strategis meski berisiko. Di sebelah Ka'bah dia berceramah secara terbuka, mengajak masyarakat Makkah meninggalkan penyembahan terhadap berhala dan beralih beriman kepada Allah SWT. Meski sudah disampaikan dengan bahasa yang halus dan santun, tapi para kafir tetap memandang ceramah itu mengancam keyakinan mereka.

Apalagi kalau tidak kekerasan. Mereka mengeroyok Abu Bakar, memukuli dan menghabisinya hingga pingsan dan lama tak tersadarkan diri, baru berhenti dan ditinggalkan. Abu Bakar dibawa pulang dan tetap tak sadarkan diri.

Keluarga besar Abi Quhafah, marga Abu Bakar bersumpah dengan teriakan geram: "Jika Abu Bakar sampai mati karena pengeroyokan biadab ini, demi Allah kami tidak akan menyisakan satu pun dari mereka. Akan kami habisi semua sebagai qisas".

Waktu itu, qisas sudah ada, tapi pelaksanaannya sering kali tebang-pilih. Mereka gentar dengan ancaman itu, karena Abu Bakar dari keluarga ternama, punya kabilah yang kuat dan disegani. Jika sampai Abu Bakar meninggal, sudah dipastikan perang antar suku terjadi dan akibatnya pasti habis-habisan. Itu petaka bagi penduduk Makkah. Di sini, Abu Bakar dinobatkan sebagai pencerahan muslim pertama yang berceramah secara terbuka dan dihabisi.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO