5 Fasum di Kelurahan Setono Pande Kediri Dikeluhkan Warga, Pemkot Terjunkan Tim untuk Sidak

5 Fasum di Kelurahan Setono Pande Kediri Dikeluhkan Warga, Pemkot Terjunkan Tim untuk Sidak Sejumlah pejabat saat meninjau Kelurahan Setono Pande Kota Kediri. foto: ARIF K/ BANGSAONLINE

KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Ada lima persoalan utama tentang fasilitas umum di Kelurahan Setono Pande, yang dikeluhkan masyarakatnya. Kelima masalah ini antara lain, persoalan gorong-gorong yang mampet, fasilitas jalan rusak akibat bekas galian kabel, dan juga penerangan jalan umum yang mati.

Kabag Humas Pemkot Kediri Apip Permana mengakui, kelima persoalan fasilitas umum di Kelurahan Setono Pande ini menjadi perhatian serius pemerintah. Bahkan, Wali Abdullah Abu Bakar meminta ‘anak buah’nya untuk segera menangani.

“Lima masalah fasilitas umum di Kelurahan Setono Pande ini tersebar pada tiga titik tempat. Pertama di Jalan Samratu Langi, di Jalan Sultan Agung, dan juga di Setono Pande Gang 1. Pemerintah telah menerjunkan tim terpadu gabungan dari satuan kerja untuk segera mengatasinya,” tutur Apip di Kelurahan Setono Pande Gang 1, Senin (20/2).

Selain Bagian Humas Pemkot Kediri, tim ini juga melibatkan beberapa satker, di antaranya Dinas Pekerjaan Umum, Badan Pemberdayaan Daerah, Bagian Hukum, Bagian Aset, Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Kelurahan Setono Pade. Tim melakukan peninjauan langsung terhadap saluran air berupa gorong-gorong. Kesemuanya ambil bagian untuk mencatat dan juga mencarikan solusi.

Kelima persoalan ini sebenarnya muncul saat acara ‘Kopi Tahu’, sebuah forum urun rembug yang digagas Pemerintah dalam menjaring aspirasi masyarakatnya. Pertemuan antara warga Kelurahan Setono Pande dengan Pemerintah berlangsung pada Kamis lalu. Saat itu, orang nomor satu di terjun langsung untuk mengikuti.

"Seperti persoalan gorong-gorong di Gang 1 Kelurahan Setono Pande, menurut masyarakat, juga Bhabinkamtibmas di sini, sepanjang jalan pinggir rel kereta api ini berubah menjadi sungai, saat hujan turun. Air yang menggenangi jalanan sebenarnya justru ‘kiriman’ dari Jalan Patimura, di sebelah utaranya," papar Apip.

Pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum sengaja memecah aliran air yang menuju ke Sungai Brantas. Sebagian dialikan ke gang 1 dengan tujuan memecah volume air. Semula aliran air dis ini mengalir secara normal. Tetapi lama-kelamaan, seiring dengan adanya sedimentasi pada gorong-gorong, air pun meluber keluar menggenangi jalan.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO