Tafsir An-Nahl 101-102: Ruh Al-Qudus Itu Bukan Tuhan

Tafsir An-Nahl 101-102: Ruh Al-Qudus Itu Bukan Tuhan

Kenapa kok Israfil yang ditugasi menyampaikan wahyu saat itu? Tentu itu otorita Tuhan secara mutlak dan hanya Tuhan sendiri yang mengerti. Apakah bisakah diakal-akal?, Misalnya, sebab malaikat yang nampak agak nganggur itu Israfil A.S. Kita tahu, bahwa Israfil adalah malaikat yang ditugasi meniup sangkakala di hari kiamat nanti dan hari menakutkan itu belum datang, sehingga -secara itung-itungan- dia sekarang banyak nganggurnya. Tidak sama dengan malaikat yang lain yang terkait dengan aktivitas dunia ini, maka selalu saja ada tugas.

Sebagai pemikiran dan pengandaian sah-sah saja. Tapi sinyalemen itu akan berbuntut dengan timbulnya persoalan serupa, misalnya kenapa juga tidak menugasi malaikat Malik, sang kepala neraka, atau malaikat Ridwan, sang manajer Surga?. Toh keduanya sampai saat ini juga sama-sama belum bertugas. Jadi, paling aman adalah pendapat pertama, Allah a'lam.

Kata Ruh, selain berarti Jibril juga bermakna ruh makhluq hidup atau nyawa. Al-Qur'an juga menyatakan dirinya sebagai Ruh dalam artian memberi kekuatan, memberi energi, memberi pencerahan kepada umat beriman (al-Syura: 52). Ruh berdekatan dengan Rauh yang bermaknakan rahmat (Yusuf: 87). Bermiripan dengan kata Raihan yang konotasinya terkait kenikmatan (al-Waqi'ah: 89). Ya, karena power dan energi adalah kenikmatan. Tanpa Ruh yang berfungsi, maka tidak akan bisa kita menikmati rahmat Tuhan.

Dari sini, malaikat Jibril hanyalah makhluq biasa, bagian dari ciptaan Tuhan yang selalu patuh terhadap perintah Tuhan. Derajatnya sungguh agung, tetapi seagung-agungnya dia, tetap saja ciptaan. Untuk itu, jibril tak beda dengan manusia, tak beda dengan Yesus A.S, dengan Muhammad SAW, dengan kita dalam artian sama-sama ciptaan.

Rumusan akal, ciptaan pasti tidak sama dengan yang dicipta. Tukang kayu tidak sama dengan barang-barang mebeler yang dia bikin. Akal tidak bisa menerima, ciptaan naik pangkat menjadi Tuhan. Itu pasti logika salah. Kecuali dipaksakan dan menjadi keyakinan, maka sah-sah saja menurut alam kebebasan.

Lalu, Ruh al-Quds itu kini bertugas apa, sementara masa kenabian sudah berakhir?. Pertanyaan yang sama juga bisa dialamatkan kepada Israfil, Malik dan Ridlwan?. Jawaban paling sederhana adalah, mereka selalu sibuk beribadah dan itu rutinitasnya sebagai malaikat. Sementara soal menyampaikan wahyu, seperti Jibril, meniup sangkakala bagi Israfil dan lain-lain itu tugas pokoknya nanti.

Atau bisa jadi, Jibril menyampaikan ilham, ilmu laduni, kecerdasan intelektual kepada hamba yang dikehendaki Tuhan. Sementara Israfil sedang membersihkan, mengontrol trompetnya agar nanti saat bertugas tidak macet dan lancar. Juga Malik dan Ridlwan terus bekerja sebagai langkah persiapan. Allah a'lam.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO