Antisipasi Banjir, Warga Kanor Naikkan Barang Berharga ke atas Andang

Antisipasi Banjir, Warga Kanor Naikkan Barang Berharga ke atas Andang Salah satu warga saat mengangkuti gabah ke atas andang yang dibuat. foto: EKY NURHADI/ BANGSAONLINE Hapus

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Untuk mengantisipasi terjadinya banjir susulan luapan air dari Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro, warga desa Temu, Kecamatan Kanor mulai menaikkan barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi. Masyarakat di kecamatan Kanor umumnya membuat andang di dalam rumah untuk mengamankan barang-barang mereka.

Ahmad Suwandi, warga Desa Temu mengaku membuat andang yang berbahan kayu bambu itu sejak banjir yang melanda desanya pada awal Desember 2016 lalu. Saat itu rumah mereka tergenang air banjir setinggi lutut orang dewasa. Hingga saat ini andang itu masih dibiarkan, sehingga suatu saat terjadi banjir, barang-barang mereka langsung dinaikkan.

"Hampir semua masyarakat sini, bahkan seluruh bantaran Bengawan Solo membuat andang seperti ini. Karena rumah warga sini rata-rata sederhana (bukan rumah susun,red)," jelasnya, Kamis sore (19/1/17).

Kata dia, andang yang dibuat itu tingginya hampir 2 meter. Dengan begitu air tidak menyentuh barang yang ada di atas andang. Sementara barang-barang yang ditaruh di atas andang itu seperti gabah, beras, pakaian, kasur serta perabotan lain yang rentan terkena air.

"Kami mendengar info katanya Bengawan Solo naik lagi. Sehingga barang-barang langsung kita naikkan, agar suatu saat air datang sudah aman" tambahnya.

Kasi Kesiapsiagaan Bencana dan Logistik BPBD Bojonegoro, Sukirno membenarkan air Sungai Bengawan Solo sedang naik. Air terus naik sejak pagi hingga menyentuh 13.67 peilschall atau siaga 1 banjir. Namun, kondisi itu tidak bertahan lama, Kamis sore air sudah kembali turun.

"Ketinggian air Bengawan Solo disebabkan kiriman air hujan dari daerah hulu Jawa Tengah. Masyarakat di bantaran bengawan kami imbau tetap waspada. Para camat dan kades juga kami minta memberikan update informasi baik kepada BPBD maupun kepada masyarakat di wilayah masing-masing," ungkapnya.

Sukirno menambahkan, banjir luapan air Sungai Bengawan Solo mengancam 15 kecamatan di wilayah Bojonegoro. Banjir pada akhir tahun 2016 kemarin sebanyak 9 kecamatan tergenang. Satu bocah tewas tenggelam serta kerugiannya mencapai miliaran rupiah. (nur/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO