Ahok Sebut Dibohongi Pakai Surat Al-Maidah 51, Persatuan Tionghoa: Itu Menista Islam

Ahok Sebut Dibohongi Pakai Surat Al-Maidah 51, Persatuan Tionghoa: Itu Menista Islam Ahok saat mengatakan bapak ibu dibohongi pakai surat Al Maidah di depan warga Kepulauan Seribu. foto: youtube

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Pemilihan Gubernur DKI Jakarta makin panas. Pemicunya siapa lagi kalau bukan calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama yang akrab dipanggil . Gubernur DKI Jakarta yang sering berbicara kasar di depan publik ini kini menuai protes karena dianggap mencampuri keyakinan umat Islam. bahkan dituding telah melecehkan al-Qur’an, kitab suci yang dimuliakan umat Islam.

Kasus tersebut bermula ketika mengadakan kunjungan kerja ke Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Jakarta pada 27 September lalu. Di sana, sempat menyampaikan arahan di hadapan masyarakat setempat. "Bisa saja dalam hati kecil Bapak Ibu enggak bisa pilih saya, ya kan dibohongi pake Surat al-Maidah: 51 macem-macem itu," ujar ketika itu.

Pernyataan itu jadi heboh setelah muncul dalam rekaman video berdurasi 1 jam 48 menit 33 detik yang diunggah akun YouTube Pemprov DKI berjudul '27 Sept 2016 Gub Basuki T Purnama Kunjungan ke Kep Seribu dlm Rangka Kerja Sama dgn STP'.

Kalimat berbau SARA itu terdengar di menit 24 dari detik 15-23 pada rekaman itu.

"Bapak Ibu ndak bisa memilih saya. dibohongi pake surah Al-Maidah 51 dan macem-macem itu. Itu hak bapak ibu. Ya, jika Bapak Ibu perasaan tidak bisa pilih nih karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya, ya enggak apa-apa. Karena inikan panggilan pribadi bapak-ibu. Program ini jalan saja. Jadi, bapak ibu tak usah merasa enggak enak dalam nuraninya enggak bisa memilih ," ujar di depan warga Kepulauan Seribu yang sedang berkumpul mendengarkan pidato .

Surat Al-Maidah ayat 51 itu memang melarang memilih pemimpin non-Islam. Selengkapnya berbunyi: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi wali-wali (pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.”

Saat pidato itu memakai pakaian dinas sebagai gubernur DKI Jakarta. Dari pidatonya tampak bahwa ia sedang menjelaskan program tapi menyerempet-nyerempet kampanye. Kini pidato itu benar-benar meresahkan rakyat Indonesia.

Ketua Umum Persatuan Tionghoa Indonesia Raya (Petir) Budi Prawiro meminta berhenti mengomentari isi al-Quran.

Menurut Budi Prawiro, tindakan menukil salah satu ayat Al-Quran terkait Pilgub DKI sangat tidak etis dan bisa memecah belah masyarakat.

"Tidak pantas dan bisa menimbulkan konflik SARA (suku, agama, ras dan antar golongan)," ujar dia kepada awak media, Jumat malam (30/9).

Dijelaskan Budi, sebagai orang yang tidak menganut agama Islam, tidak boleh mengomentari ajaran dalam Al Qur'an. "Itu namanya menista agama Islam. Sama seperti kalau orang Islam mengkritik ajaran Kristen atau kitab Injil, pasti orang-orang yang beragama Kristen juga akan tersinggung," ujar Budi seperti dikutip JPNN.

Kini video itu menjadi viral di media sosial. Akibatnya banyak sekali komentar terhadap video itu. Yang komentar bukan hanya mereka yang beragama Islam, tapi etnis Cina pun prihatin terhadap yang terus menyulut isu SARA dan terus menciptakan keresahan bagi rakyat Indonesia.

Akun bernama Cheong Aryanto menulis:

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO