SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pengusiran terhadap Ketua PCNU Surabaya memantik reaksi dari semua elemen NU. Sekitar 1.000 warga NU, baik yang masuk struktur atau NU kultural akan turun jalan mengepung gedung DPRD Surabaya di Jalan Yos Sudarso.
Tidak hanya dari Surabaya, tetapi warga nahdliyin yang berada di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur, seperti Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang dan lainnya akan bahu membahu menuntut Ketua DPRD Surabaya Armuji memberikan klarifikasi secara terbuka.
BACA JUGA:
- PCNU Surabaya Terima Bantuan untuk Renovasi Kantor
- Pembubaran Pengajian di Surabaya, Prof Kiai Imam Ajak Bagi Tugas Dakwah, Syafiq Basalamah Wahabi?
- Dikunjungi Mahasiswa Unair, PCNU Kota Surabaya Imbau Masyarakat Jaga Suasana Damai saat Pemilu 2024
- Silaturahim dengan Kiai Sepuh di HBNO, Presiden Jokowi Tak Singgung Politik Praktis
Warga nahdliyin yang akan mengepung gedung dewan ini berasal dari Ansor, Banser, Fatayat, Muslimat, PMII dan lain sebagainya. Mereka kompak tidak terima terhadap pengusiran Ketua PCNU Surabaya saat ikut Paripurna perpanjangan pansus Raperda mihol.
Ketua GP Ansor Surabaya Asrori Muslich mengaku siap mengerahkan semua elemen masyarakat untuk melakukan aksi di gedung DPRD Surabaya. Bahkan, dia menyerukan resolusi jihad miras.
"Seluruh warga muslim apalagi yang NU wajib ikut turun selama dalam radius 94 Km," kata dia.
Ketua Fraksi PKB DPRD Surabaya Laila Mufidah menginstruksikan kepada anggotanya mengawal keputusan pansus Mihol. PKB sejalan dengan PCNU Surabaya menginginkan kota pahlawan bebas dari minuman memabukkan.
"Saya instruksikan pak Mazlan (ketua komisi B) mengawal mihol sesuai dengan harapan NU," ujar dia.
Anggota komisi D ini mengaku tidak terima dengan insiden pengusiran Ketua PCNU Surabaya saat ikut sidang Paripurna mihol. Fraksi PKB (FKB) sudah membentuk tim investigasi untuk mencari fakta serta peristiwa di balik kejadian itu.