Antisipasi Penyebaran HIV/AIDS di Ngawi, Dinkes Razia Pemandu Lagu

Antisipasi Penyebaran HIV/AIDS di Ngawi, Dinkes Razia Pemandu Lagu

NGAWI, BANGSAONLINE.com - Dinkes Ngawi merazia pemandu lagu (PL) di tempat hiburan malam untuk dilakukan tes HIV/AIDS. Razia yang didukung tim gabungan ini untuk mengantisipasi kian merebaknya penyebaran virus HIV/AIDS di Ngawi.

Petugas pendukung razia dari Polsek Ngawi Kota dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) langsung menyisir para pemandu lagu (PL) yang beraktivitas di semua cafe karaoke di dalam Kota Ngawi. Razia terus dilakukan hingga Jumat dini hari pada tempat karaoke yang menyediakan PL di kota Ngawi.

Para gadis yang sedang beraktivitas menemani pelanggan menyanyi tersebut dikumpulkan untuk diambil sampel darahnya secara sukarela. Tim medis juga langsung melakukan sosialisasi terhadap para PL tentang bahaya serta resiko terhadap penularan HIV/AIDS.

“Pemeriksaan terhadap para pemandu lagu ini memang kita lakukan secara mendadak dengan melibatkan satuan tugas lainya. Tentunya tujuan dari kegiatan ini tidak lepas dari antisipasi penyakit HIV yang cukup mengkhawatirkan tersebut. Dan mereka tadi secara sukarela memeriksakan darahnya,” terang Jaswadi Kabid Penanggulangan Penyakit Menular Dinkes Ngawi, Jumat (18/03).

Tempat karaoke yang disisir mulai dari Hokky, Diva dan terakhir Okey. Tempat-tempat hiburan tersebut terang-terangan menyediakan PL. Para PL yang rata-rata masih berumur belasan tahun itu langsung dimintai identitas dan dipersilakan untuk melakukan cek darah bersama tim medis yang telah disediakan.

Selain itu, beber Jaswadi, operasi tersebut juga mengarah ke penyalahgunaan narkotika maupun zat psikotropika lainnya. 

Terkait HIV/AIDS, lanjut Jaswadi, di Ngawi selama 14 tahun terakhir menunjukan trend peningkatan penyebaran penyakit mematikan itu dengan total 283 kasus. Parahnya lagi, tidak hanya di perkotaan, virus yang hingga kini belum ada obatnya itu juga menyebar di kawasan pinggiran Ngawi, seperti Sine dan Karanganyar.

Yang memprihatinkan, virus tersebut tidak hanya diidap para PSK namun sudah menjamah ibu-ibu rumah tangga, aparatur sipil negara (ASN), petani hingga sopir. Sejauh ini, dari 19 kecamatan, wilayah Paron menduduki peringkat pertama paling banyak ditemukan kasus HIV/AIDS. (nal/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO