Jumlah Balita Cebol di Jatim Tidak Mengkhawatirkan

Jumlah Balita Cebol di Jatim Tidak Mengkhawatirkan Jumlah balita pendek di Jatim dalam batas aman.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim memastikan jumlah balita bertubuh pendek atau stunting masih dalam tahap tidak mengkhawatirkan. Bahkan masih mencapai program Millennium Development Goals (MDGs).

Data Dinkes Jatim menyebutkan jumlah balita stunting sebesar 26 persen, sedangkan target MDG's mencapai 32 persen.''Jumlah balita stunting di Jatim masih di bawah target MDG's mencapai 32 persen, sehingga Jatim telah mencapai program MDG's,'' kata Kepala Dinkes Jatim dr Harsono, Rabu (10/2).

Harsono mengatakan, Jatim berusaha mengatasi masalah stunting di beberapa daerah. Ada beberapa daerah yang menjadi fokus garap balita stunting seperti Pamekasan. Menurutnya, Kabupaten Pamekasan tertinggi stunting di Jatim. Dari data yang diperoleh jumlah 45 persen anak di Pamekasan mengalami stunting.

Selain itu Kabupaten Jember, Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Bangkalan juga tinggi kasus stuntingnya. Untuk Kabupaten Jember kasus stunting sebanyak 43,5 persen dari total anak di Jember. Kabupaten Situbondo sebanyak 41,5 persen dari total anak di Situbondo. Kabupaten Bangkalan kasus sunting sebanyak 37,5 persen dari total anak di Bangakalan.

Lebih lanjut ia mengatakan, kasus stunting tidak hanya disebabkan banyak faktor yang saling berhubungan satu sama lainnnya. Tiga faktor utama penyebab stunting yaitu asupan makanan tidak seimbang (berkaitan dengan kandungan zat gizi dalam makanan yaitu karbohidrat, protein,lemak, mineral, vitamin, dan air).

Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR), riwayat penyakit. ''Faktor terbesar yang mempengaruhi stunting dikarenakan pemberian asupan gizi pada balita atau pada masa kehamilan,'' ujarnya. Menurutnya, banyak masyarakat yang menganggap bahwa kasus Stunting dikarenakan fator keturunan.

Sumber: jatimnewsroom

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO