Pemuda di Sumenep Dirikan Perpustakaan di Kebun Kelapa dari Anyaman Bambu

Pemuda di Sumenep Dirikan Perpustakaan di Kebun Kelapa dari Anyaman Bambu Dua anak sedang asik mambaca buku di TBM Kolare, Desa Lapataman, Kecamatan Dungkek. foto: rahmatullah/ BANGSAONLINE

SUMENEP, BANGSAONLINE.com – Pemuda di Desa Lapataman, Kecamatan Dungkek, Sumenep, boleh dikatakan peduli terhadap minat baca masyakatnya. Pasalnya, pemuda di sana mendirikan perpustakaan yang mudah dijangkau semua kalangan.

Menariknya, perpustakaan yang diberi nama Taman Baca Masyarakat (TBM) Kolare itu didirikan di aera perkebunan kelapa yang dekat dengan sawah, di pinggir jalan pula. Pemilihan lokasi pendirian perpustakaan dimaksudkan agar masyarakat yang letih bekerja menggarap sawah atau merawat kebun kelapa, bisa langsung santai dan membaca buku-buku yang tersedia.

Penggagas perpustakaan, Rusman Hadi, menjelaskan bahwa awal mula pendirian perpustakaan adalah hasil diskusi ringan para mahasiswa yang biasa berkumpul di tempat itu. Katanya, ketika para mahasiswa yang kuliah ke luar daerah pulang ke kampung halaman, akan berkumpul di tempat itu, membicarakan banyak hal. Dari diskusi santai itu, lalu muncullah ide mendirikan perpustakaan. “Kami hanya ingin mendorong minat baca masyarakat,” ujar Rusman, Senin (1/2).

Perpustakaan itu berdiri pertengahan 2015 lalu. Koleksi bukunya masih minim, sekitar 100 eksemplar dari berbagai jenis buku, di antaranya ada buku pelajaran untuk semua tingkatan sekolah, buku agama, sastra, ilmiah, buku motivasi dan buku-buku cerita inspiratif. Dindingnya pun masih terdiri dari anyaman bambu, sementara atapnya dijadikan dari daun kelapa.

Rusman menuturkan, pemilihan nama TBM Kolare disesuaikan dengan kondisi alam di sekitar. Di sepanjang mata memandang, hanya akan dijumpai kebun kelapa yang indah, juga persawahan yang menjadi tumpuan ekonomi warga. “Kolare itu merupakan bahasa maduranya daun kelapa. Nama itu kami sesuaikan dengan alam sekitar,” jelas Rusman.

Untuk menambah koleksi buku, kata Rusman, para mahasiswa itu mencari donator buku sebanyak mungkin dan beragam. Selain itu, juga memanfaatkan peminjaman perpustakaan keliling milik Pemkab Sumenep. “Buku apa pun bisa disumbangkan ke perpustakaan Kolare. Kita tinggal menyeleksi buku mana yang bagus untuk dibaca atau tidak,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO