Homo dan Lesbi 'Serang' Kampus Negeri, UI dan UIN Jakarta segera Lakukan Pembubaran

Homo dan Lesbi Masyarakat menggelar aksi menolak komunitas-komunitas kaum homoseksual dan lesbian di Surabaya. foto: ist

"Dalam menyelenggarakan kegiatannya, SGRC tidak pernah mengajukan izin kepada pimpinan fakultas maupun UI atau pihak berwenang lainnya di dalam kampus UI," ujar Kepala Humas dan KIP UI Rifelly Dewi Astuti.

Dewi mengatakan, UI tidak bertanggung jawab atas segala kegiatan yang dilakukan SGRC. Ia beralasan, SGRC tidak memiliki izin resmi sebagai pusat studi, unit kegiatan mahasiswa, dan organisasi kemahasiswaan. ''Karena itu, kami menegaskan SGRC tidak berhak menggunakan nama dan logo UI pada segala bentuk aktivitasnya,'' kata Dewi. Pernyataan resmi ini sontak menyulut perdebatan di sosial media, terutama Twitter.

Kelompok pendukung LGBT pun melontarkan kritik kepada UI melalui Twitter SGRC. ''Sudah ada sejak 2014, baru dilarang 2016.''

Terkait keberadaan SGRC, Nico Adityo (22 tahun), mahasiswa FISIP UI, mengungkapkan, komunitas LGBT di UI memang ada, termasuk di fakultasnya. Ini terindikasi dari a bicara, bahasa tubuh, dan unggahan di media sosial. ''Walaupun dia enggak ngaku langsung, tapi kelihatan dari anya dia. Malahan dia pernah nanya soal cowok ganteng gitu di kelas,'' kata Nico dilansir Republika.

Sebelumnya, ia sempat mendengar adanya komunitas ini dari seniornya. Namun, selama ini aksi LGBT tak terbuka dan frontal. ''Sebenarnya komunitasnya juga sudah ada, tapi sembunyi-sembunyi dan mereka punya kode-kode sendiri,'' katanya.

Namun, menurut mahasiswa jurusan administrasi negara ini, orientasi seksual merupakan urusan masing-masing individu. ''Namun, jadi berbeda kalau dia udah mulai nyoba goda-godain terus maksa-maksa,'' katanya.

Dirjen Pembelajaran dan Mahasiswa Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Intan Ahmad menyayangkan munculnya komunitas LGBT di kalangan mahasiswa. Menurut dia, tindakan tersebut jelas bukan bagian dari kebudayaan Indonesia.

Kementerian, kata dia, berencana membicarakannya dengan para wakil rektor bidang kemahasiswaan. Dengan demikian diharapkan tidak ada lagi gerakan atau komunitas mahasiswa yang tidak tepat dilakukan di Indonesia ini ke depannya.

(Baca juga: Gerakan Homoseksual di Unair Surabaya Cukup Massif)

Sementara Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Abdul Mujib mengatakan, perilaku dan dapat menular, baik secara psikologis maupun sosiologis. Awalnya, pelaku homoseksual disebut-sebut tidak 100 persen atau . Sesekali mereka bisa heteroseksual.

Begitu pula yang heteroseksual, bisa jadi sesekali mereka homoseksual. Seseorang dalam kategori homoseksual, tapi sesekali heteroseksual akan berubah menjadi 100 persen homoseksual apabila ada penguatan secara psikologis, misalnya, dari komunitas dan .

“Mereka berpikir, kalau ini (homoseksual) diperbolehkan, kenapa tidak saya lakukan 100 perden. Akhirnya, mereka pun tertular,” katanya. Penularan homoseksual secara sosiologis dapat terjadi pada korban sodomi. “Bagi mereka yang menjadi korban sodomi, maka nanti bisa jadi mereka menjadi pelaku sodomi. Lewat cara ini, penularan secara biologis terjadi,” kata Mujib.

(Baca juga: -jijik-jika-sentuh-vagina" style="background-color: initial;">Ternyata, Kaum Gay Jijik jika Sentuh Vagina)

LGBT kian marak seiring keputusan Mahkamah Agung Amerika Serikat (AS) melegalkan , homoseksual, biseksual dan transgender di seluruh wilayah AS. Dan ini berdampak pada seluruh belahan dunia.

(Baca juga: -nikah-dengan-upacara-adat-hindu" style="background-color: initial;">Bali Kecolongan Lagi, Gay Nikah dengan Upacara Adat Hindu)

Meski di beberapa negara masih malu-malu, namun di beberapa negara komunitas ini sudah mendapat tempat.

Di Indonesia virus sudah ada di Indonesia sejak tahun 1982 dan terus berkembang secara massif hingga saat ini. Parahnya, LGBT ini mendapat dukungan dari beberapa artis nasional. Sherina Munaf, Aming, dan penyanyi Anggun C. Sasmi di antara beberapa orang yang mendukung legalitas atas perbuatan menyimpang ini. (rol/uin/sup/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO