Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, saat menerima penghargaan.
JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Pemprov Jatim meraih penghargaan sebagai provinsi dengan Penyerapan Tenaga Kerja Fiskal Tinggi pada Malam Apresiasi Kinerja Pemerintahan Daerah 2025 yang digelar di Hotel Borobudur Jakarta, Senin (1/12/2025).
Penghargaan diserahkan oleh Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, dan disaksikan Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian. Gubernur Khofifah menerima langsung penghargaan tersebut.
Acara yang digelar Tempo Media Group bersama Kementerian Dalam Negeri itu bertujuan mengapresiasi pemerintah daerah atas keberhasilan memperluas kesempatan kerja secara efektif.
“Kategori ini melihat kemampuan daerah menyediakan lapangan kerja. Indikatornya adalah perubahan tingkat kesempatan kerja yang menunjukkan apakah semakin banyak penduduk yang bekerja. Dan Alhamdulillah, kami di Jawa Timur dianggap sangat layak mendapat penghargaan ini,” urai Khofifah.
Ia menjelaskan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jawa Timur per 13 November 2025 tercatat 3,88 persen, turun 0,31 persen poin dari tahun sebelumnya yang mencapai 4,19 persen. Jumlah angkatan kerja Agustus 2025 mencapai 24,76 juta orang, bertambah 282,42 ribu dibanding Agustus 2024.
“Jumlah angkatan kerja kita pada Agustus 2025 mencapai 24,76 juta orang menurut data BPS Jatim per 5 November 2025. Angka ini bertambah 282,42 ribu orang dibandingkan dengan Agustus 2024,” kata Khofifah.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga naik menjadi 73,98 persen, dengan jumlah penduduk bekerja mencapai 23,80 juta orang. Peningkatan terbesar terjadi di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan tambahan 285,90 ribu tenaga kerja.
“Sebenarnya capaian ini adalah hasil kumulatif dari kinerja semua dinas, stakeholder, maupun pemerintah kabupaten/kota. Maka, ini adalah apresiasi untuk kita semua. Mudah-mudahan ke depan, Jawa Timur bisa lebih menurunkan tingkat pengangguran secara signifikan,” ucap Khofifah.
Sementara itu, Mendagri menilai sistem penilaian penghargaan ini adil karena membagi kategori berdasarkan fiskal rendah, sedang, dan tinggi.
“Jadi kalau kapasitasnya tinggi, lawan yang tinggi. Sedang, lawan yang sedang. Rendah, lawan yang rendah. Kalau tinggi melawan yang rendah, yang rendah nggak akan pernah menang. Ini sudah cukup fair, saya lihat,” tuturnya.
Ia menambahkan, penerima penghargaan memang layak berdasarkan kondisi di lapangan. Tito berharap, semakin banyak daerah yang meraih penghargaan serupa sehingga Indonesia dapat berkembang lebih pesat. (dev/mar)












