JEMBER,BANGSAONLINE.com - Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus memacu peningkatan produktivitas sektor peternakan melalui Gerakan Serentak Pelayanan Inseminasi Buatan (GSPIB) Tahun 2025.
Kegiatan yang dipimpin langsung Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa itu digelar di City Forest, Kecamatan Sumbersari Senin (24/11/2025), dan turut diikuti secara serentak oleh kabupaten/kota di seluruh Jatim.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah memimpin inseminasi buatan (IB) perdana pada 38 ekor sapi sebagai simbol dimulainya gerakan massal pelayanan inseminasi buatan di seluruh Jawa Timur.
"Kita maksimalkan hari ini gerakan serentak untuk melakukan inseminasi buatan, maka di sini juga sedang dilakukan IB bersama kabupaten kota secara serentak," kata Gubernur Khofifah.
“Jika masif melakukan inseminasi buatan ini, maka diharapkan Indonesia dapat mewujudkan swasembada daging tahun 2029,” imbuhnya.
Ia menyampaikan, GSPIB ini adalah langkah nyata yang dilakukan Pemprov Jatim bersama stakeholder untuk memperkuat Pembangunan nasional khususnya di sektor peternakan.
Di antaranya pelaku dunia usaha, perguruan tinggi, asosiasi dokter hewan, asosiasi peternak, HKTI, BBIB, Pusvetma dan seluruh peternak di Jawa Timur.
"Sektor peternakan ini mendapatkan sinergitas dari sangat banyak elemen khususnya BBIB dan Pusvetma, ini semua bersinergi," tuturnya.

Diketahui pada 2022 lalu Jawa Timur harus melalui masa sulit berkaitan dengan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi, kambing, domba, kerbau, dan babi. Akibatnya banyak ternak yang sakit, mati, dan harus dipotong paksa.
"Dampaknya populasi dan produktivitas ternak turun, produksi susu, daging, dan kelahiran pedet juga turun," sebutnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Gubernur Khofifah menuturkan beberapa langkah pengendalian presisi telah dilakukan seperti pengobatan ternak sakit, vaksinasi ternak sehat, dan desinfeksi lingkungan.
Upaya ini juga dilakukan oleh Tim Satgas PMK yang melibatkan kolaborasi antara BNPB, Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, TNI, dan Polri.
"Alhamdulillah, berkat kerja keras dan kekompakan wabah PMK telah dapat dikendalikan dan di tahun 2024, statusnya telah menurun dari Wabah menjadi tertular," ucapnya.













