Ayah Korban Dugaan Penculikan di Sampang Minta Pelaku Segera Ditangkap dan Dihukum Berat

Ayah Korban Dugaan Penculikan di Sampang Minta Pelaku Segera Ditangkap dan Dihukum Berat Ayah korban penculikan dan pumbunuhan di Surabaya.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Duka mendalam menyelimuti keluarga Bambang Kusnandar (50), warga Kecamatan Krembangan, setelah putra sulungnya, Raffa Galang Prayoga (19), ditemukan dalam kondisi mengenaskan di dekat hutan Dusun Prekedan, Desa Samaran, Tambelangan, Sampang. Tubuh Galang penuh luka, kedua tangan terikat ke belakang, dan matanya tertutup kain.

Galang sempat ditemukan dalam kondisi hidup oleh warga sekitar pukul 15.30 WIB, sebelum akhirnya meninggal dunia di Puskesmas Tambelangan akibat luka robek di lengan, perut, wajah, tengkuk, punggung, dan bahu. Ia sempat mengaku disekap dalam mobil sebelum dibuang di lokasi tersebut.

“Masih sempat minta tolong katanya. Dia juga sempat berdiri tapi jatuh. Itu beberapa kali. Anak saya bilang kalau disekap dalam mobil. Itu informasi yang saya terima dari polisi,” kata Bambang saat ditemui, Kamis (6/11/2025).

Galang bukan pengemudi ojek online seperti informasi awal yang beredar, melainkan staf lapangan di usaha ekspedisi milik saudara orang tuanya, Titik, dengan tugas mengantar dokumen.

Bambang, yang merupakan penyandang disabilitas akibat kecelakaan beberapa tahun lalu, sangat bergantung pada Galang untuk mobilitas sehari-hari. Ia mengenang momen terakhir bersama sang anak saat diantar menonton sepak bola pada Sabtu (1/11/2025).

“Saya minta dijemput jam 12 atau jam 1 siang. Tapi setelah itu, dia pergi dan tidak tahu ke mana,” kenangnya.

Setelah pertandingan, Bambang mencoba menghubungi Galang melalui telepon dan WhatsApp, namun tak mendapat respons. Hingga malam, tak ada kabar. 

Beberapa saat kemudian, seorang pria datang membawa kabar duka bahwa Galang telah meninggal dunia. Belakangan diketahui bahwa pria tersebut adalah anggota kepolisian.

“Itu saya keringat dingin, langsung down. Dia itu anaknya baik. Selalu nurut kalau tak suruh, disuruh budenya, umiknya itu gak pernah bantah. Anak pertama, tulang punggung saya lah,” tuturnya sembari menitikkan air mata.

Galang dikenal sebagai pribadi ceria namun tertutup. Ia jarang membagi masalah pribadi kepada keluarga. 

Namun, beberapa hari sebelum kejadian, Bambang dan keluarga mulai merasakan perubahan sikap Galang yang dianggap sebagai firasat.

“Empat hari sebelumnya, anaknya itu tiba-tiba rajin. Biasanya mandi malam, sholatnya telat. Tapi waktu itu mandinya selalu sore,” keluhnya.

Sikap aneh juga dirasakan oleh ‘umik’, adik Bambang, yang kerap dimintai maaf oleh Galang bahkan untuk hal-hal sepele.

“Hari Sabtunya itu dia minta maaf terus sama umiknya. Sampek umiknya itu bilang kalau belum lebaran sudah minta maaf,” ucap Bambang.

Galang telah dimakamkan di TPU Mbah Ratu, satu liang lahat dengan saudara orang tuanya. Bambang berharap pelaku segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya.

“Harapan saya ya pelaku segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya. Itu saja harapan saya. Barang-barang hilang semua. Motornya masih ada di daerah Bubutan informasinya, tapi sebentar lah. Saya masih syok,” pungkasnya. (rus/mar)