Penangkapan preman di Pasar Kebonagung, Kabupaten Pasuruan.
PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Tim Buru Sergap Polsek Purworejo menangkap seorang pria yang dikenal sebagai preman di Pasar Kebonagung, Kota Pasuruan, pada Minggu (26/10/2025). Pria berinisial MA (38) itu menebar ketakutan di kalangan pedagang dan sopir bus selama berbulan-bulan.
“Pelaku sempat mengelak dan mencoba pergi. Tapi setelah kami geledah, ditemukan sebilah badik di dalam tasnya,” kata Kapolsek Purworejo, Kompol Mulyono, kepada BANGSAONLINE.com, Senin (27/10/2025).
MA dikenal sering datang hampir setiap dua hari sekali, menagih 'uang keamanan' dengan nada kasar. Tak jarang, ia menodongkan senjata tajam hanya untuk uang receh Rp10-20 ribu.
“Dia seperti punya wilayah sendiri. Kalau nggak dikasih, bisa marah dan gebrak meja,” ucap seorang pedagang buah yang enggan disebutkan namanya.
Sopir bus jurusan Malang-Pasuruan juga menjadi sasaran. Mereka yang menolak memberi uang kerap diadang di tengah jalan. Salah satu aksi MA bahkan sempat terekam kamera ponsel warga dan viral di media sosial, hingga akhirnya polisi turun tangan.
Saat ditangkap, MA mengenakan jaket hitam dan topi lusuh, berusaha menutupi wajahnya saat digiring ke mobil patroli. Dari hasil pemeriksaan, ia mengaku menggunakan uang hasil pemerasan untuk kebutuhan sehari-hari.
“Motifnya ekonomi, tapi caranya kriminal. Kami akan tindak tegas siapa pun yang meresahkan warga,” kata Mulyono.
Polisi menjerat MA dengan Pasal 368 KUHP tentang pemerasan dan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 terkait kepemilikan senjata tajam tanpa izin. Ancaman hukumannya bisa mencapai 7 tahun penjara.
Pasar Kebonagung kini terasa lebih tenang. Pedagang mulai berjualan tanpa rasa takut, dan sopir bus bisa menarik penumpang tanpa harus menyisihkan uang untuk preman.
“Selama ini kami diam karena takut. Sekarang, baru terasa lega,” aku seorang sopir bus.
Polisi masih menelusuri kemungkinan adanya jaringan preman lain di kawasan tersebut. Namun bagi warga Pasuruan, penangkapan MA menjadi simbol bahwa ketakutan bisa dilawan, bahkan di tengah pasar yang paling bising sekalipun. (maf/par/mar)










