PLTU Tuban Siap Serap Limbah Hasil Pertanian Jagung untuk Bahan Baku Biomassa Co-Firing

PLTU Tuban Siap Serap Limbah Hasil Pertanian Jagung untuk Bahan Baku Biomassa Co-Firing Limbah pertanian jagung yang dikelola koperasi ECN dan siap menjadi bahan baku di PLTU Tanjung Awar-Awar. Foto: SUWANDI/BANGSAONLINE

TUBAN, BANGSAONLINE.com - PLTU Tanjung Awar-Awar menyatakan kesiapannya menyerap seluruh limbah pertanian jagung di Bumi Wali sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan dukungan terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca.

“Komitmen ini guna mengurangi efek gas rumah kaca, terutama yang dihasilkan dari pembakaran limbah jagung berupa janggel dan jerami jagung yang selama ini minim pemanfaatannya,” kata Senior Manager PLTU Tanjung Awar-Awar, Yunan Kurniawan, Minggu (21/9/2025).

Ia mengatakan bahwa potensi jagung di Tuban sangat besar, dengan produksi tahunan mencapai 767.134,47 ton dan menghasilkan jutaan ton limbah. Melimpahnya ketersediaan ini mendorong PLTU untuk menjadikan limbah tersebut sebagai bahan baku biomassa co-firing.

“Kita melakukan langkah strategis ini dalam menjadikan limbah tersebut sebagai biomassa co-firing,” tuturnya.

Program ini akan dijalankan melalui Koperasi ECN (Energi Cakrawala Nusantara), yang bertugas menampung janggel utuh dari masyarakat dan mengolahnya menjadi biomassa. Petani yang menyetorkan limbah akan menerima imbalan berupa uang, sehingga limbah pertanian tidak lagi menjadi beban.

“Nantinya limbah ini akan diserap melalui Koperasi Energi Cakrawala Nusantara yang bakal melakukan penampung bahan baku mentah (janggel utuh) dan selanjutnya diolah menjadi biomassa janggel,” ucap Yunan.

Sebagai bentuk dukungan, pihaknya juga memberikan bantuan CSR berupa Mesin Hammer Mill berkapasitas 2 ton per jam kepada anggota koperasi untuk meningkatkan kapasitas produksi biomassa.

Sementara itu, Ketua Koperasi ECN, Bang Am, berterima kasih atas bantuan tersebut dan optimis mampu memproduksi minimal 8 ton biomassa per hari serta menyerap limbah jagung dan jerami hingga 9 ton per hari.

“Tinggal jual saja ke kami dan bakal dapat uang tambahan bagi petani sesuai bobot limbah janggel yang disetorkan, dan kami terima sebanyak-banyaknya,” katanya.

Program ini sejalan dengan kebijakan Kementerian ESDM Nomor 12 Tahun 2023 yang mendorong pemanfaatan biomassa co-firing sebagai campuran bahan bakar di PLTU. Diharapkan, langkah ini mampu mendukung strategi nasional dalam pengelolaan energi dan pemberdayaan masyarakat. (wan/mar)