Tradisi Turun-Temurun, Warga Krajan Pasuruan Berebut Berkah "Arebbuan" di Peringatan Maulid Nabi

Tradisi Turun-Temurun, Warga Krajan Pasuruan Berebut Berkah "Arebbuan" di Peringatan Maulid Nabi Ratusan warga tumpah ruah mengikuti tradisi Arebbuan, simbol kebersamaan dan semangat berbagi di momen Maulid Nabi. Foto: M. Andy Fachrudin/Bangsaonline.

PASURUAN, BANGSAONLINE.com – Suasana semarak mewarnai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Dusun Krajan, Desa Kepuh, Kecamatan Kejayan, Pasuruan, Kamis (4/9/2025) malam. Ratusan warga mengikuti tradisi Arebbuan, yang selalu menjadi puncak kemeriahan perayaan Maulid Nabi.

Dalam tradisi yang berlangsung secara turun-temurun ini, warga berebut aneka barang yang digantung di atas sebuah ancak bambu setinggi enam meter. Barang yang diperebutkan bervariasi, mulai dari pakaian, sarung, celana, hingga uang receh. Semua itu merupakan hasil iuran sukarela masyarakat setempat.

Usai lantunan selawat menggema, warga tanpa dikomando langsung berebut dengan penuh antusias. Tak sedikit yang rela melompat tinggi demi mendapatkan barang incarannya.

“Alhamdulillah, saya dapat baju dan uang receh Rp36 ribu,” kata Umi Kulsum, salah satu warga dengan wajah gembira.

M. Yunus, salah satu tokoh masyarakat menjelaskan bahwa tradisi Arebbuan ini hanya digelar di beberapa musala tertentu, dan Dusun Krajan menjadi salah satu yang masih melestarikannya.

“Yang ikut hanya warga sekitar sini. Memang banyak musala yang menggelar Maulid, tapi tidak semuanya ada rebutan seperti ini,” ujarnya saat dikonfirmasi BANGSAONLINE.

Bagi warga Krajan, Arebbuan bukan sekadar hiburan. Tradisi ini menjadi simbol kebersamaan, rasa syukur, serta semangat berbagi yang diwariskan secara turun-temurun. Lebih dari itu, Arebbuan memperlihatkan kuatnya nilai gotong royong yang masih terjaga di tengah masyarakat pedesaan. (maf/par/msn)