
KOTA MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 200 siswa di Kabupaten Mojokerto akhirnya bisa kembali mengantongi ijazah yang sempat tertahan akibat tunggakan biaya sekolah.
Kepastian itu terwujud melalui program Tebus Ijazah yang digagas oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Mojokerto, dengan penyerahan simbolis dilakukan langsung oleh Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra atau yang akrab disapa Gus Barra.
Ketua Baznas Kabupaten Mojokerto, Zamroni Ahmad Umar, menyampaikan bahwa tahun ini pihaknya mengalokasikan anggaran sebesar Rp395 juta untuk membantu 200 siswa. Rinciannya meliputi 26 siswa SD/MI, 50 siswa SMP/MTs, dan 124 siswa SMA/MA/SMK.
“Ijazah adalah kunci bagi mereka untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi atau mencari pekerjaan. Program ini bukan sekadar memberikan bantuan finansial, tetapi juga membuka jalan bagi generasi muda Kabupaten Mojokerto agar mereka memiliki kesempatan yang sama untuk meraih masa depan,” paparnya.
Dalam sambutannya, Gus Barra mengapresiasi langkah Baznas yang dinilai sangat membantu keberlanjutan pendidikan anak-anak Mojokerto.
“Kami melihat akan semakin sulit ketika mereka ditahan ijazahnya untuk meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi. Dunia kerja sekarang ini juga membutuhkan ijazah. Karena itu, ijazah bukan hanya selembar kertas, melainkan salah satu kunci untuk membuka masa depan,” ujarnya.
Meski 200 siswa telah terbantu, ia menyebut masih ada sekitar 137 ijazah lain yang belum bisa ditebus. Pemkab Mojokerto bersama Baznas berkomitmen menyiapkan langkah lanjutan untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Di hadapan para penerima manfaat, Gus Barra juga memberikan motivasi. Ia mencontohkan kisah sukses seorang pejabat Pemkab Mojokerto yang sejak SMP bekerja sambil sekolah, hingga kini berhasil menempuh pendidikan S2 dan menjabat di pemerintahan.
“Ini contoh nyata bagaimana pendidikan bisa menjamin masa depan kita maupun anak-anak kita. Dengan keterbatasan, mereka tidak meninggalkan pendidikan, sehingga akhirnya bisa menjadi orang-orang yang sukses di masa depan,” tuturnya.
Selain sektor pendidikan, ia turut mengapresiasi kontribusi pihak swasta seperti PT Superior Prima Sukses yang berkolaborasi dalam penanganan rumah tidak layak huni (RTLH).
“Kami membuka selebar-lebarnya peluang kerja sama dengan pihak swasta yang mendukung program pemerintah Kabupaten Mojokerto untuk mengurangi angka rumah tidak layak huni. Saat ini ada kurang lebih 9 ribu rumah, dan kita bertahap menyelesaikannya,” ucapnya.
Gus Barra menegaskan, peningkatan mutu pendidikan di Mojokerto menjadi prioritas utama, termasuk perbaikan infrastruktur, peningkatan kualitas tenaga pendidik, dan penyelesaian persoalan ijazah.
“Peningkatan sumber daya manusia yang paling efektif adalah melalui pendidikan. Ada beberapa sektor dalam peningkatan SDM, seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Tetapi yang paling efektif adalah pendidikan, karena dengan pendidikan anak-anak kita dapat meraih masa depan yang mereka inginkan dan menjadi generasi yang bermanfaat bagi agama, nusa, dan bangsa,” pungkasnya. (ris/mar)