Pertama di Indonesia, Lapas Kediri Daftarkan Perpustakaan Tunas Harapan Bangsa ke Perpusnas

Pertama di Indonesia, Lapas Kediri Daftarkan Perpustakaan Tunas Harapan Bangsa ke Perpusnas Seorang WBP Lapas Kediri saat berada di perpustakaan. Foto: Ist

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Lapas Kelas IIA Kediri kembali mencuri perhatian publik lewat gebrakan inovatifnya. Tak puas dengan pola pembinaan konvensional, Lapas Kediri resmi mendaftarkan perpustakaannya ke Perpustakaan Nasional.

Perpustakaan yang diberi nama Tunas Harapan Bangsa ini digadang-gadang menjadi yang pertama di antara lembaga pemasyarakatan lainnya yang memiliki status perpustakaan nasional aktif.

Hari ini, Rabu (9/7/2025) menjadi tonggak penting dimulainya proses pendaftaran tersebut. Tiga petugas dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Kota Kediri hadir langsung untuk melakukan verifikasi dan pendampingan teknis. 

Mereka disambut hangat oleh Kalapas Kelas IIA Kediri, Solichin, beserta jajaran. Kunjungan ini menandai kolaborasi nyata antar lembaga demi peningkatan kualitas pembinaan di dalam lapas.

Solichin menyampaikan bahwa perpustakaan ini akan dilengkapi bahan bacaan yang terus diperbarui setiap bulan.

"Setiap satu bulan sekali sebanyak 1.000 buku lama akan diambil dan diganti dengan 1.000 buku baru, sehingga bahan bacaan selalu segar, beragam, dan sesuai perkembangan zaman," ucapnya.

“Kami ingin para WBP (Warga Binaan Pemasyarakatan) tidak hanya memiliki tempat membaca, tapi juga akses pada bacaan yang berkualitas dan relevan,” imbuhnya

Jika proses pendaftaran ini disetujui oleh Perpustakaan Nasional, Lapas Kediri akan menjadi satu-satunya lembaga pemasyarakatan di Indonesia yang memiliki perpustakaan nasional aktif di dalam lingkungan pemasyarakatan.

"Ini bukan sekadar fasilitas, melainkan bagian dari transformasi sistem pembinaan menuju arah yang lebih edukatif dan berkelanjutan," kata Solichin.

Dengan terobosan ini, Lapas Kediri kembali membuktikan komitmennya dalam mengubah stigma lapas menjadi ruang tumbuh harapan.

"Perpustakaan Tunas Harapan Bangsa bukan hanya simbol literasi, tapi juga simbol perubahan dan kemajuan di balik jeruji," ucap Solichin. (uji/mar)