
TUBAN, BANGSAONLINE.com - Pertamina Hulu Energi (PHE), salah satu anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak di sektor hulu minyak dan gas, terus memperkuat perannya sebagai garda depan penyedia energi nasional.
Fokus utama PHE pada eksplorasi, serta produksi minyak dan gas dinilai vital dalam menjawab tantangan ketahanan energi dan mendukung kemajuan bangsa.
Hal tersebut disampaikan Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro, dalam acara Media Gathering 2025 di Makassar (22–23/6/2025) yang dihadiri oleh jurnalis dari wilayah Regional 4 Pertamina.
"Ketahanan energi menjadi inti dalam memastikan pertumbuhan berkelanjutan, dan di tengah tantangan global, peran PHE menonjol sebagai salah satu pilar utama dalam menjaga pasokan energi nasional," ujarnya.
Ia juga mendorong seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S), termasuk PHE, untuk terus menggali potensi sumber daya alam guna memenuhi kebutuhan energi nasional yang kian meningkat.
Hudi menyatakan, agar pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat menembus lima besar dunia, kontribusi sektor energi sangat krusial.
Data SKK Migas menunjukkan posisi Indonesia dalam pertumbuhan ekonomi dan energi secara global berada di peringkat ke-16 pada 2022. Dit
argetkan naik ke posisi ke-5 pada 2030, dan ke-4 pada 2050 mendatang. Target ini sejalan dengan visi 'Indonesia Emas Energi 2045' yang mengusung transisi ke energi bersih dan peningkatan efisiensi energi untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan serta menekan emisi karbon.
Industri hulu migas juga terus digenjot melalui rencana 155 proyek hingga 2029, terdiri dari 38 proyek offshore dan 117 onshore. Di tahun 2025 sendiri, tercatat ada 15 proyek dalam rencana, tiga di antaranya telah onstream.
Dari sisi penerimaan negara, sektor migas menyumbang Rp 5.045 triliun selama 22 tahun terakhir—menjadikannya kontributor terbesar setelah pajak.
PHE, secara khusus, mencatatkan laba bersih sebesar USD 3,12 miliar di tahun 2024, meningkat 14,51 persen dari tahun sebelumnya (USD 2,73 miliar). Pencapaian tersebut didukung oleh entitas afiliasinya, termasuk Regional 1 hingga 5, Elnusa, Badak LNG, dan Pertamina Drilling Service Indonesia.
Dalam hal produksi, PHE mencetak angka 1.045 MBOEPD (juta barel setara minyak per hari), menyumbang 69 persen produksi minyak nasional dan 37 persen gas nasional. Produksi migas PHE tumbuh rata-rata 5 persen per tahun sejak pembentukan Subholding Upstream pada 2021.
PHE juga berhasil menyelesaikan 22 pengeboran sumur eksplorasi, 821 sumur pengembangan, 981 kegiatan workover, dan 36.860 layanan sumur. Secara rata-rata tahunan, kegiatan pengeboran meningkat signifikan: 27,8 persen untuk sumur eksplorasi, 19,1 persen untuk pengembangan, dan 17,3 persen untuk workover.
Seluruh capaian ini menjadi bukti kontribusi nyata Subholding Upstream Pertamina di tengah fluktuasi harga minyak dan situasi geopolitik global. Hasil ini dicapai berkat kolaborasi, inovasi para Perwira Pertamina, serta dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan. (coi/mar)