ITS Bersama OWSD Dukung Pemberdayaan Perempuan dalam Sains untuk Kebijakan di Indonesia

ITS Bersama OWSD Dukung Pemberdayaan Perempuan dalam Sains untuk Kebijakan di Indonesia Presiden OWSD Indonesia National Chapter, Sri Fatmawati, ketika memberikan pemaparan terkait peran perempuan dalam sains dan perkembangan OWSD di Indonesia. (Ist)

Fatma, panggilan akrab Presiden OWSD Indonesia National Chapter, juga meyakini bahwa pengalaman hidup dan sosial budaya yang dibawa perempuan Indonesia mampu memperkaya pemahaman pemecahan permasalahan di masyarakat. Baik permasalahan struktural maupun kultural yang ada dalam ekosistem sains dan kebijakan di Indonesia.

“Harapannya, perempuan dapat membawa perubahan pada sains dan kebijakan di Indonesia lebih baik lagi ke depannya,” jelasnya.

Fatma juga menegaskan bahwa perlu adanya dukungan nyata untuk perempuan Indonesia seperti kesempatan riset dan pengembangan diri. Tercapainya hal ini akan menciptakan perempuan yang mampu menjembatani sains dengan kemanusiaan, inovasi, dan nilai-nilai sosial. Sehingga ilmu pengetahuan yang mampu menopang proses pengambilan keputusan dapat dihasilkan.

Mendukung pemberdayaan perempuan dalam sains untuk kebijakan di Indonesia, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITS, Nurul Widiastuti, menyambut hangat acara ini. Nurul menekankan, kegiatan ini sejalan dengan komitmen ITS sebagai institusi tinggi berbasis teknologi yang mendukung inklusivitas dalam sains.

“Organisasi seperti OWSD penting dalam mendorong partisipasi ilmuwan perempuan pada ilmu pengetahuan,” tekannya.

Lokakarya ini juga menghadirkan tiga ahli sebagai pemateri. Antara lain adalah Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi Direktorat Jenderal Sains dan Teknologi Kemdiktisaintek, Yudi Darma, yang memberikan materi terkait pendekatan kolaboratif untuk kebijakan sains inklusif.

Selain itu, Visiting Senior Fellow ISEAS-Yusof Ishak Institute, Yanuar Nugroho, yang menyampaikan materi sains untuk kebijakan dan komunikasi sains yang efektif. Serta anggota Parlemen Eropa, Markus Prutsch, dengan materi tentang pengalaman Eropa dalam mekanisme konsultasi sains Uni Eropa dan keterlibatan perempuan. (msn)