Permintaan Ekspor Tinggi, Bapelu Gresik Minta Masyarakat Budidaya Jahe Merah

Permintaan Ekspor Tinggi, Bapelu Gresik Minta Masyarakat Budidaya Jahe Merah Kepala Bapelu, Labat, bersama pejabat muspika menunjukkan budidaya jahe merah. (foto; syuhud/BANGSAONLINE)

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Budidaya tanaman jahe merah sekarang mulai menjadi trend warga Kabupaten Gresik. Sebab, tanaman jenis satu ini memiliki nilai ekonomis tinggi. Tanaman yang belum banyak ditanam oleh masyarakat umum ini rata-rata dijual untuk ekspor. 

Kondisi inilah yang memicu Bapelu (Badan Penyuluh Pertanian) meminta masyarakat agar beramai-ramai budidaya jahe merah atau yang dikenal oleh dunia luar dengan zingiber officinale var rubrum.

Di Kecamatan Kebomas sudah ada dua wilayah yang membudidayakan tanaman jahe merah ini. Yaitu, Desa Randuagung dan Kedanyang Kecamatan Kebomas. Di dua desa tersebut ada 2 bidang lahan yang masing-masing ditanami 2.000 tunas bibit tanaman jahe merah.

Menurut Kepala Bapelu , Labat Wibowo, produk pertanian jahe merah sekarang banyak permintaan. Beberapa pihak telah menyatakan siap untuk menampung produksi dan membeli jahe merah asal Gresik. "Kami akan terus mengajak masyarakat untuk membudidayakan tanaman jahe merah, setelah Desa Randuangung dan Kedanyang, nanti merembet ke desa lain," katanya.

Labat menjelaskan, penanaman jahe merah di dalam polybag ukuran 50 cm, lebih mudah dan menguntungkan. Selain perawatannya lebih mudah, juga dalam masa pembesaran rimpangnya selama 10 bulan sampai se tahun akan tumbuh tunas-tunas baru. "Dalam kurun waktu ada sekitar 30 tunas baru tumbuh. Tunas inilah yang bisa dipakai bibit kembali, juga laku dijual seharga Rp 1.500 dan sudah ada yang menampung," jelas Labat.

Ditambahkan Labat, dalam kurun waktu 10 bulan sampai se-tahun, petani bisa memanen rimpang jahe merah antara 5-10 kg tiap polybag, dengan harga di tingkat pasaran Rp 10 ribu per kg. Namun, harga jahe merah di pasaran, yaitu di tingkat pengecer sangat fluktuatif, tergantung demand and suply. "Saat ini, harga di tingkat pengecer mencapai Rp 20.000 perkg. Namun pernah mencapai Rp 80.000 per kg," pungkasnya.

Sementara Camat Kebomas, Jairudin berharap agar produk jahe merah menjadi produk andalan warga Kecamatan Kebomas. Sebab, kalau budidaya itu berhasil, maka Kebomas akan jadi rujukan semua wilayah di Kabupaten Gresik. Mereka akan membeli jahe merah dari Kebomas. Apalagi produk jahe merahnya berkualitas bagus.

"Pak Bupati (Sambari Halim Radianto) sangat tertarik dengan komoditi ini, sehingga dia mengusulkan agar nantinya ada produk jahe merah kemasan yang berasal dari Kebomas," katanya. (hud/rvl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO