Sementara itu, Bupati Fandi Akhmad Yani menyatakan, adanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan bonus demografi di Gresik sekitar 60% didominasi kaum muda.
"Anak muda Gresik tidak boleh putus sekolah. Ini untuk menjawab tantangan KEK dan teknologi ke depan," katanya.
Menurut bupati, Menparekraf RI merupakan sosok menteri inspirasi anak muda. Bupati Gresik mengajak untuk belajar dan ngaji ekonomi kreatif bersama Menparekraf karena tidak ada kesuksesan tanpa guru terbaik.
Dikatakan bupati, komunitas milenial Gresik sudah mampu menghasilkan karya dan inovasinya. Salah satunya, telah berhasil menghasilkan film dokumenter. Ini akan menjadi contoh kaum milenial lain di Tanah Air.
"Banyak potensi ekonomi kreatif yang harus terus digali dan dikembangkan oleh kaum milenial. Karena ini sangat berpengaruh terhadap perekonomian di Indonesia, khususnya di Kabupaten Gresik," tutupnya.
Sementara itu, Cak Rian selaku Ketua Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs) Jawa Timur menyampaikan, acara ini digelar Gekrafs Jawa Timur kolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Gresik. Kegiatan ini harus berpengaruh pada sektor ekonomi Gresik.
"Melihat letak geografis Kabupaten Gresik sangat memberikan kontribusi perekonomian di Jawa Timur dari potensi ekonomi kreatif," katanya.
Sebelum acara dimulai, Menparekraf didampingi Bupati Gresik dan Ketua Gekrafs Jatim berkesempatan meninjau produk ekonomi kreatif Gresik ke sejumlah stand, dan disuguhkan dengan Tari Damar Kurung.
Hadir juga, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur Hudiono, Sekretaris Daerah Gresik, Achmad Washil Miftahul Rachman, Direktur SDM Ekraf Fahmy Akmal, Direktur Kuliner, Kriya, Desain dan Fesyen Yuke Sri Rahayu, Kepala Disparekrafbudpora Gresik, Saifudin Ghozali, Pengurus DPW dan DPC Gekrafs Jatim, HIPMI, KADIN dan APINDO Gresik. (hud/git)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News