SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Tumbuh kembang anak tidak semuanya dapat menerima kandungan protein dari susu sapi. Akibatnya, anak yang tidak bisa menerima protein susu sapi mengalami beberapa gejala tertentu, yang biasa disebut dengan istilah Alergi Susu Sapi (ASS).
Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Indonesia (IDAI), angka kejadian alergi susu sapi sekitar 2-7,5%, dengan kasus tertinggi terjadi pada usia awal balita.
BACA JUGA:
- Sinergi Turunkan Stunting, Pj Wali Kota Mojokerto dan Jajaran Kompak Salurkan Bantuan di Hari Otoda
- Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi Jawa Timur, Kota Kediri Raih Peringkat II
- Bolehkah Konsumsi Susu Saat Buka Puasa? Simak Penjelasannya
- Dari 27,4 ke 9,6 Persen, Kasus Stunting di Kabupaten Mojokerto Anjlok
Beberapa hasil studi menemukan, stunting ditemukan pada 9 persen anak yang mengalami alergi susu sapi.
Pakar Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi, Dokter Zahrah Hikmah mengatakan, alergi susu sapi timbul ketika sistem kekebalan tubuh salah mengartikan protein susu sapi, menganggapnya sebagai zat asing yang berbahaya bagi tubuh.
Akibatnya, beberapa gejala tertentu yang dapat dialami oleh anak dengan alergi susu sapi. Misalnya, masalah pada saluran pencernaan, sistem pernapasan dan kulit.
“Saat anak minum susu sapi, sistem imun menganggapnya sebagai zat asing berbahaya, sehingga melepaskan zat kimia yang disebut histamin yang merupakan suatu zat kimia yang diproduksi saat tubuh alami alergi untuk melawannya," ujar Zahrah.