Pendampingan Aksi Konvergensi Bina Bangda Kota Kediri Semester II 2025. Foto: Ist
KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Sebagai wujud komitmen dalam mengatasi permasalahan gizi dan kesehatan masyarakat secara terintegrasi, Bappeda Kota Kediri menggelar Pendampingan Aksi Konvergensi Bina Bangda Semester II Tahun 2025, Senin (8/12/2025). Kepala Bappeda Kota Kediri, Fery Djatmiko, menegaskan pentingnya data valid sebagai dasar pembangunan.
“Melaksanakan pembangunan tanpa didasari data yang benar, itu hanya akan menghasilkan trial dan error. Untuk itu pada semester II Tahun 2025 ini, fokus kita adalah memastikan kelengkapan dan validitas data sasaran dan data layanan,” ujarnya.
Data yang dimaksud mencakup kesehatan ibu dan anak, mulai dari jumlah ibu hamil, ibu nifas, hingga anak usia 0-59 bulan. Selain itu, data layanan gizi seperti pemantauan pertumbuhan, pemberian makanan tambahan, serta penanganan gizi buruk dan gizi kurang.
Data lingkungan dan sosial juga diperhatikan, termasuk akses air minum aman, sanitasi, kepemilikan JKN, serta dokumen kependudukan seperti akta kelahiran dan KIA.
“Data-data ini yang bersumber dari puskesmas, Dukcapil, PLKB, serta kecamatan dan kelurahan, akan menjadi landasan kita dalam mengevaluasi kinerja semester berjalan dan merencanakan intervensi yang lebih tepat sasaran di masa mendatang,” kata Fery.
Ia pun menyinggung keberhasilan Kota Kediri meraih juara 2 tingkat nasional dalam aksi penurunan stunting.
“Saya menyampaikan apresiasi kepada seluruh OPD terkait, mulai dari Dinas Kesehatan, Dinsos, PUPR, Perkim, hingga pemerintahan kecamatan dan puskesmas yang telah bekerja keras mewujudkan prestasi ini. Semoga ke depan angka stunting di Kota Kediri terus menurun dan tidak ada lagi bayi yang lahir dengan kondisi stunting,” paparnya.
Di balik capaian tersebut, Kota Kediri memiliki sejumlah inovasi yang mendapat perhatian nasional, seperti program satu puskesmas satu dokter spesialis anak yang kini dilirik Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) untuk diadopsi di daerah lain. Selain itu, Kota Kediri juga mengembangkan aplikasi pendukung pengelolaan data penurunan stunting.
“Kita sudah didatangi Setwapres selaku penanggung jawab kegiatan penurunan stunting dan beliau sudah melihat sendiri pelaksanaan program tersebut dan berencana akan menerapkannya ke daerah lain,” ucap Ferry.
Melalui kegiatan pendampingan ini, ia berharap upaya konvergensi penurunan stunting semakin optimal, terarah, dan berbasis data valid sehingga manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, khususnya ibu dan anak.
Kegiatan yang berlangsung selama 2 hari hingga Selasa (9/12/2025) ini menghadirkan narasumber dari Bappeda Jatim, baik secara daring maupun luring. Acara diikuti 20 perwakilan dari OPD terkait dengan tujuan memberikan arahan dalam pengisian dan pemutakhiran data, khususnya untuk penyusunan dokumen penurunan stunting. (uji/mar)












