Sungai Kering, Petani Sidokaton Jombang Demo, Diduga Oknum Dinas Pengairan 'Bermain'

Sungai Kering, Petani Sidokaton Jombang Demo, Diduga Oknum Dinas Pengairan Aksi demo saat menanam pohon pisang di sungai. foto: adi susanto/BANGSAONLINE

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Protes sulitnya air untuk pertanian, puluhan petani di Desa Sidokaton, Kecamatan Kudu siang tadi menggelar aksi dengan menanam pohon pisang di sungai desa yang kering. Aksi tersebut berlangsung sejak pukul 11.00 WIB.

Dengan beramai-ramai warga yang baru datang dari sawah, membawa pohon pisang yang sudah ditebang. Satu persatu, pohon tersebut ditanam di sepanjang aliran sungai. Selain itu, warga juga membawa tulisan sebagai bentuk protes lantaran beberapa tahun terakhir tidak dapat mengairi sawahnya karena sungai selalu kering.

Nari, warga sekitar mengatakan, aksi protes ini dilakukan warga sebagai bentuk kekesalannya terhadap pemerintah Kabupaten Jombang. "Kemarahan petani ini sudah memuncak, makanya kami menanam pisang ini sebagai bentuk kekecewaanya kami terhadap pemerintah Jombang," ujarnya.

Diceritakan Nari, tidak mengalirnya sungai Sidokaton ini sangat merugikan para petani. Sebab, selama ini mereka harus merogoh biaya lebih besar untuk biaya tanam dan pemeliharaan padi. Karena mereka harus memompa air dari sumur bor yang ada di sekitar lahan mereka dengan menggunakan pompa air yang disewa secara bergiliran.

Selain itu, karena memakai pompa air untuk mengairi sawah, maka dampaknya pada air perumahan yang digunakan warga setempat. Menurut warga, jika semalaman air dari sumur bor tersebut dipompa untuk kebutuhan mengaliri sawah, maka air sumur mereka juga akan tersedot. Sehingga mereka pun dibuat serba susah dengan kondisi ini.

’’Kalau dipompa semalam atau seharian, warga yang ada disini sumurnya yang tidak mengalir. Soalnya tersedot sumur bor yang di sawah itu,’’ sambung Senen salah satu peserta aksi.

Aksi warga ini pun akan terus dilangsungkan hingga Pemkab berkenan untuk turun dan melakukan pembenahan. Bahkan para petani ini juga akan melayangkan surat ke kalangan legislatif jika memang aksi ini tidak segera mendapatkan tanggapan.

’’Setiap hari akan kami tanami pisang kalau memang tidak ditanggapi. Kami juga akan melaporkan ke DPRD terkait masalah ini. Jika masih tidak ditanggapi, kami akan berdemo di depan Kantor Pengairan Jombang,’’ pungkasnya.

Bahkan parahnya lagi, menurut warga sekitar ada oknum Dinas Pengairan yang diduga sengaja main-main dengan kondisi ini. Adanya permainan terkait tidak mengalirnya air sungai Sidokaton sudah tidak menjadi rahasia lagi. Masyarakat setempat, mayoritas sudah mendengar adanya dugaan oknum yang meminta sejumlah uang, agar air bisa mengalir ke sungai Sidokaton.

’’Ini hanya sekedar informasi yang saya dengar dari mulut ke mulut, bahwa ada permainan dalam persoalan air di desa ini. katanya kalau dikasih uang, airnya bisa mengalir, kalau tidak yang jangan harap, begitu,’’ ujar Sumari, warga setempat.

Ia menambahkan, selama ini warga curiga adanya oknum pengairan yang sengaja menjual air. Sebab, seringkali saat warga membutuhkan air untuk mengairi sawahnya, air di sungai tersebut justru tidak mengalir.

’’Tapi sebaliknya, saat bos tebu mau ngeleb sawahnya, airnya justru mengalir, jadi tidak salah jika warga curiga,’’ tambahnya.

’'Dulu itu tidak ada masalah. Namun setelah ada pergantian mantri pengairan yang baru ini seret airnya,’’ jelasnya.

Sumari menuturkan, sebenarnya pihaknya sudah berkali-kali melaporkan tidak mengalirnya air di sungai Sidokaton ini kepada pemerintah desa dan Dinas PU Pengairan Kabupaten Jombang. Namun, selama ini tidak ada tindakan yang jelas dari pihak terkait untuk melakukan pembenahan. Sehingga warga pun kesal dan merasa tidak diperhatikan sama sekali.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO