Bupati yang akrab dipanggil Gus Muhdlor itu menambahkan, layanan kesehatan di Sidoarjo akan terus didorong, dan sosialisasi keberadaan PSC 119 akan terus dilakukan. Dengan demikian, pelayanan kegawat daruratan kesehatan benar-benar dapat dirasakan masyarakat. Layanan tersebut juga sudah terintegrasi dengan layanan Call Center 112 Kabupaten Sidoarjo.
"119 ini khusus untuk layanan kesehatan namun terkadang penelpon yang membutuhkan bantuan kesehatan juga menghubungi 112, masyarakat dapat mengakses kedua-duanya karena sudah saling terintegrasi," beber alumnus FISIP Unair ini.
Gus Muhdlor juga meminta masyarakat bijak memanfaatkan layanan kegawat daruratan bebas pulsa seperti ini, jangan ada lagi informasi palsu dari penelpon yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu ia meminta bantuan para camat untuk mensosialisaskan hal tersebut kepada masyarakat.
"Pekerjaan Rumah (PR) besar kita selanjutnya adalah edukasi kepada masyarakat. Jangan pernah memainkan telepon 119 atau 112 karena ini berhubungan dengan kegawat daruratan. Penelpon "hantu" cukup banyak, jumlahnya sampai 900 penelpon," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo, Feny Apridawati menjelaskan, layanan PSC 119 sudah ada sejak 10 Februari 2020. Mulai saat ini PSC 119 menempati gedung bekas kantor sekretariat IDI Cabang Sidoarjo yang telah memiliki kantor sekretariat baru.
Dikatakannya, di PSC 119 terdapat 13 tenaga kesehatan dan dilengkapi dua ambulans. PSC 119 merupakan bagian dari sistem pelayanan kegawat daruratan kesehatan. "Tujuannya memberikan pertolongan yang pertama kali sebelum pasien dirujuk kerumah sakit atau ke Faskes," ungkap Fenny. (adv/sta/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News