Tak Gubris Himbauan Bupati, SMAN 1 Campurdarat Tulungagung Gelar Purnawiyata di Gedung Mewah

Tak Gubris Himbauan Bupati, SMAN 1 Campurdarat Tulungagung Gelar Purnawiyata di Gedung Mewah Lokasi Purnawiyata SMAN 1 Campurdarat Tulungagung. foto: zuli purwanto/BANGSAONLINE

TULUNGAGUNG, BANGSAONLINE.com - Bupati Tulungagung Sahri Mulyo telah menghimbau agar sekolah menyelenggarakan Purnawiyata secara sederhana. Namun tampaknya himbauan tersebut dianggap enteng oleh beberapa sekolah. Seperti yang dilakukan oleh SMAN Campurdarat Tulungagung yang menyelenggarakan kegiatan Purnawiyata di Barata Hall pada Selasa, (12/05).

Padahal, beberapa waktu lalu saat peringatan Hardiknas di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 2 Mei lalu, secara tegas Bupati menghimbau agar pendidikan murah tidak dicemari dengan kegiatan-kegiatan yang berlebihan, seperti di hall-hall, dan tempat mewah lainnya. Ironisnya, jarak antara sekolah dengan lokasi acara cukup jauh, yakni lebih dari 25 kilometer.

Menurut Kepala SMAN 1 Campurdarat, Subagas, ada beberapa alasan hingga sekolah melaksanakan purnawiyata di Barata. "Sekolah memiliki sejarah sendiri-sendiri, selama pengalaman bertahun-tahun kami sudah melaksanakan seperti ini," kata Subagas.

Ia juga menambahkan bahwa biaya murah tidak bisa dilihat dari tempatnya. "Ketika kita melaksanakan di sekolah tetapi lebih mahal, kan percuma. Bahkan kita sudah koordinasi dengan Dinas. Bapak Suharno selaku kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan juga hadir kok," ungkapnya dengan nada tinggi.

Sementara itu, Wiji salah satu siswa kelas 3 yang ikut acara purnawiyata mengaku, dirinya dan teman-teman lain harus mengeluarkan uang sebesar 150 ribu untuk sewa kostum dan make-up. Terkait biaya, Wiji mengaku biaya tersebut sudah ditarik saat daftar ulang awal tahun. " Nggak tahu mas berapa biaya untuk kegiatan ini, soalnya dulu dijadikan satu pas daftar ulang," ungkapnya.

Dilain pihak, menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi A DPRD Tulungagung Mashud mengatakan, kegiatan purnawiyata yang dilakukan di Hotel-hotel dan di Hall mewah adalah pemborosan dan bertentangan dengan pendidikan murah. "Masak pasca munculnya perbup 28 malah royal, harusnya secara seremonial, panggung seni saja sudah cukup," ungkapnya serius.

Untuk diketahui, Beberapa waktu lalu Bupati Sahri Mulyo menghimbau agar pelaksanaan purnawiyata dilaksanakan secara sederhana.

"Kalau orang tua mampu dan meminta yang mewah seperti itu ya tidak masalah, tetapi jika sekolah hanya menarik iuran saja tanpa meminta persetujuan ya ndak boleh," kata Bupati.

"Harus dihitung pula misalkan sekolah di lokasi pinggiran terus menyelenggarakan purnawiyata di kota, kan buang-buang biaya, belum termasuk sewa hall, transportasi," ungkap Bupati saat wawancara dengan BANGSAONLINE.com. (tlg-2/rvl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO