Tokoh Muhammadiyah Jadi Muallaf NU, Gara-Gara Baca Buku 'Kiai Miliarder Tapi Dermawan'

Tokoh Muhammadiyah Jadi Muallaf NU, Gara-Gara Baca Buku Para pembicara dalam acara bedah buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan di Sula Masjid Al-Yaqin Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Ainul Yaqin Tompo Bulu, Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), Ahad (7/8/2022). Foto: bangsaonline.com

Lalu bagaimana tanggapan Kiai Asep? Merespon pernyataan Nasirudin Rasyid itu, Kiai Asep mengaku tulus membantu NU. Bahkan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu mengaku siap biayai NU.

“Bahkan saya siap membantu biaya operasional PBNU. Paling Rp 300 juta atau 500 juta tiap bulan,” kata Kiai Asep yang putra KH Abdul Chalim, salah satu kiai pendiri NU asal Leuwimunding Majalengka Jawa Barat.

Asal, kata Kiai Asep, ketua umum PBNU on the track. Artinya, figur ketua umum PBNU punya akhlak tinggi dan berintegritas, disamping berilmu, sehingga tidak memanfaatkan NU untuk kepentingan pragmatis, baik ekonomi maupun politik.

“Saat Muktamar NU di Lampung saya mendukung Kiai As’ad Said Ali,” kata Kiai Asep. Alasannya, Kiai As’ad, yang mantan Wakil Kepala BIN dan Wakil Ketua Umum PBNU itu punya akhlak dan integritas tinggi.

“Ilmu agamanya juga bagus,” kata Kiai Asep yang pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Mojokerto Jawa Timur itu.

Bahkan Kiai As’ad punya kemampuan bahasa Arab yang bisa diandalkan karena sekitar 8 tahun bertugas di negara-negara Timur Tengah.

Dalam acara yang dimoderatori Ahmad Zuhri, Wakil Ketua Umum DPP Pergunu dan dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu, selain dihadiri Kiai Asep juga hadir M Mas’ud Adnan, sang penulis buku.

Menurut Mas’ud Adnan, buku ini selain dibedah di Maros Sulsel, juga telah dibedah di Palembang, Bali, Batam, dan rencananya tanggal 23 Agustus 2022 mendatang akan dibedah di Jakarta.

“Buku ini semula diluncurkan dan dibedah pada Kongres III Pergunu di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto,” kata Mas’ud Adnan yang alumnus Pesantren Tebuireng dan Pascasarjana Unair itu.

Selain Kiai Asep dan Mas'ud Adnan, acara bedah buku itu juga menampilkan Dr Eng Fadly Usman, dosen Universitas Brawijaya Malang dan Wakil Rektor I Institut KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto Jawa Timur. 

Yang menarik, respon peserta terhadap bedah buku ini luar biasa. Apalagi banyak tokoh agama Maros dan Sulsel hadir. Antara lain Rais Syuriah PWNU yang juga ketua MUI Sulsel, Prof KH Najamuddin.  

Tentu saja juga dihadiri Dr KH Amirullah Amri, sohibul ma’had, pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Ilmu Yaqin, Tompo Bulu, Maros Sulsel.

Acara bedah buku itu juga dihadiri Ketua PW Pergunu Sulsel, Abd Wahid Thahir dan para pengurus Pergunu yang lain.

Acara bedah buku yang digelar pukul 13.00 WITA hingga sore hari itu memang berkat kerjasama Pergunu Sulsel dan Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Ilmul Yaqin.

Acara bedah buku ini digelar dalam rangka Wisuda Santri Tahfidzul Quran dan peresmian Masjid Al-Yaqin yaitu masjid di bawah PPTQ Ilmul Yaqin.

Dalam acara peresmian masjid itu hadir Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, Bupati Maros, Chaidir Syam, Ketua DMI Sulsel Mayjen (purn) HM Amin Syam, Kakanwil Kementerian Agama HM Khaeroni, dan para tokoh lain. (mma)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO