Biaya Membengkak, BHS Nilai Anggaran Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tidak Rasional

Biaya Membengkak, BHS Nilai Anggaran Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tidak Rasional Anggota Dewan Pakar DPP Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono (BHS). Foto: Dok. Pribadi BHS

Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Jawa Timur itu juga memberi contoh, pemerintah dapat memprioritaskan pembangunan Jalur Kereta Api Trans Sumatera yang saat ini masih kurang sekitar 1.500 kilometer. Bila ini diprioritaskan, maka hanya membutuhkan biaya sebesar Rp45 triliun, dengan asumsi per kilometer rel kereta api biaya sebesar Rp30 miliar, sesuai data yang dilansir oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Rel kereta api tersebut, lanjut , bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengangkut penumpang dan logistik guna mengantisipasi penduduk sekitar 60 juta dan komoditas logistik yang saat ini sangat melimpah akibat sulitnya mendapatkan transportasi dan banyaknya prasarana jalan yang mengalami kerusakan parah di wilayah Sumetara, mulai dari ujung Selatan ke Utara dan sebaliknya.

Menurut dia, dengan adanya rel kereta api Trans Sumatera, pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang ada di Indonesia akan terjadi. Keterbatasan jumlah rollling stock (rangkaian kereta api) yang ada di Sumatera saat ini bisa ditambahkan dengan 200 rangkaian kereta api penumpang, dan barang yang hanya membutuhkan pembangunan sebesar Rp8 triliun. Dengan asumsi per satu rangkaian dengan Rp40 miliar. Ini bisa meningkatkan hampir 3 kali lipat dari jumlah rangkaian kereta api yang ada di Sumatra saat ini.

"Dengan hanya membutuhkan total biaya Rp53 triliun di atas, akan berdampak kenaikan ekonomi signifikan di wilayah seluruh Sumatra dan ini tentunya berdampak jauh lebih besar daripada kita membangun Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang hanya mengangkut penumpang saja dan melayani jumlah penduduk sekitar 15 juta untuk Kota Jakarta dan Bandung," ungkapnya.

Untuk itu, ia menyarankan pemerintah mempertimbangkan skala prioritas pembangunan yang lebih efektif dan efisien, untuk menumbuhkan ekonomi dan serapan tenaga kerja yang jauh lebih besar serta dampak pemerataan pertumbuhan ekonomi di wilayah seluruh Indonesia.

"Bila dengan Rp114 triliun tersebut sebenarnya cukup untuk membangun jalur rel kereta api Trans Sumatra dan rel kereta api Trans Sulawesi beserta sarananya berupa ratusan rangkaian kereta api baik barang maupun penumpang," pungkas Ketua Dewan Penasehat Jawa Timur itu. (sta/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Soal Anggaran Menhan untuk Alutsista Rp 1.700 Triliun, Ini Komentar Kiai Asep':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO