Hasil RUPST Pakuwon Jati, Putuskan Tak Bagi Dividen

Hasil RUPST Pakuwon Jati, Putuskan Tak Bagi Dividen Direktur Keuangan dan Corporate Secretary Perseroan Minarto Basuki saat webinar RUPST PT Pakuwon Jati Tbk di Hotel The Westin Surabaya, Senin (5/7/2021). (foto: ist)

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pakuwon Jati, perusahaan properti pertama yang tercatat di BEI sejak 1989, memutuskan tak membagikan dividen kepada pemegang saham untuk tahun buku 2020. 

Hal ini disampaikan Direktur Keuangan dan Corporate Secretary Perseroan Minarto Basuki dalam public expose tahunan yang diadakan usai RUPST Tbk di Hotel The Westin Surabaya.

Pada 19 April 2021, perseroan menerbitkan obligasi sebesar US$300 juta dan obligasi tambahan pada tanggal 17 Mei 2021 sebesar US$100 juta dengan bunga 4,875 persen dengan tenor 7 tahun yang akan digunakan untuk pelunasan Surat Utang 2024 sebesar US$250 juta dan untuk keperluan korporasi umum perseroan.

"Kinerja keuangan (PWON) pada 2020 membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 3.977 miliar, turun 44,8 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 7.202 miliar. Sedangkan EBITDA sebesar Rp 2.051 miliar, turun 48,6 persen dibanding tahun sebelumnya Rp 3.992 miliar," ujarnya, Senin (5/7/2021).

Meski mengalami penurunan pendapatan sebagai dampak pandemi, Minarto mengungkapkan rasio laba PWON untuk 2020 masih tetap terjaga di dobel digit yakni 30 persen. Selain itu arus kas perseroan tetap kuat dan positif sehingga mampu mendukung kebutuhan belanja modal maupun ekspansi anorganik yang dilakukan perseroan pada tahun 2020 dengan pendanaan sepenuhnya dari kas internal.

Komposisi pendapatan tahun 2020 terdiri atas 58 persen recurring revenue dan 42 persen development revenue, konsisten dengan strategi perseroan untuk tumbuh dengan komposisi pendapatan yang berimbang antara recurring dan development revenue.

"Recurring revenue perseroan tahun 2020 mencapai Rp 2.300 miliar turun 37,7 persen dibandingkan tahun 2019 yang sebesar Rp 3.693 miliar. Development revenue perseroan tahun 2020 mencapai Rp 1.677 miliar sedangkan tahun lalu sebesar Rp 3.509 miliar," papar Minarto.

"Mulai tahun 2020 ini perseroan telah menerapkan pengakuan penjualan sesuai PSAK 72, di mana pengakuan penjualan berdasarkan handover (penyerahan unit) tidak lagi berdasarkan percentage of completion," bebernya.

Berdasarkan revenue per segmen, kontribusi terbesar didapatkan dari retail leasing dan kondominium masing-masing 44 persen dan 28 persen, landed houses 12 persen, office leasing 7 persen, hotel dan serviced apartments 7 persen, dan office sales 2 persen.

"Tingkat suku bunga yang rendah dan fasilitas insentif PPN telah mendorong kenaikan marketing perseroan triwulan 1 tahun 2021 yang mencapai Rp 427 miliar, tumbuh 17 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Nilai marketing sales tersebut ekuivalen dengan 30,5 persen dari target perseroan untuk tahun 2021 sebesar Rp 1.400 miliar," terang Minarto.

Adapun tahun 2020 perseroan mencatatkan pencapaian marketing sales Rp 1.026 miliar dengan komposisi penjualan kondominium 60 persen, landed houses 37 persen, dan office 3 persen.

Sedangkan pengeluaran belanja modal tahun 2020 yang telah dikucurkan oleh perseroan untuk membiayai proyek-proyek konstruksi Kota Kasablanka Phase 2, 6, Pakuwon Mall Phase 3 dan 4 , East Coast Mansion, serta pembelian tanah mencapai Rp 874 miliar.

Selain itu, pada akhir November 2020, perseroan melakukan pembelian Hartono Mall Yogyakarta, Marriott Hotel Yogyakarta, dan Hartono Mall Solo dengan nilai keseluruhan (termasuk pajak dan biaya lainnya) sebesar Rp 1,260 miliar.

Sekadar diketahui, Pakuwon Jatim memiliki konsep bisnis yang terdiversifikasi dengan baik melalui investment property, Pakuwon Jati mengembangkan, memiliki, dan mengelola pusat perbelanjaan komersial, perkantoran, dan hotel maupun property development. Selain itu, juga mengembangkan perkantoran dan kondominium strata-tittle dan pengembangan residensial berskala kota mandiri (township) untuk dijual. (dra/zar)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO