JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin mendorong agar produk-produk Indonesia menguasai pasar halal dunia. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar dunia, Indonesia memiliki potensi besar untuk melakukan hal tersebut.
Demikian rilis dari Sekretariat Kabinet RI yang diterima BANGSAONLINE.com sore ini, Kamis (3/6/2021)
BACA JUGA:
- Pj Wali Kota Kediri Dukung Pelaku Usaha Kantongi Sertifikasi Halal
- Wapres Kiai Ma'ruf Amin Ingatkan Etika dan Budaya Malu saat Sambutan Tahun Baru Imlek
- Mantan Waketum PBNU: Ada Kiai Berbisik, Presiden Jokowi Ambil Cuti, Percayakan ke Kiai Maruf Amin
- Beda dengan Jokowi, Wapres Ma'ruf Amin: Debat Capres Baik, Lebih Hidup Dibanding Waktu Saya
“Indonesia memiliki potensi pasar besar bagi produk muslim. Kita tentu sangat ingin Indonesia juga menjadi produsen dan eksportir produk halal terbesar di dunia,” ujar Wapres Kiai Ma'ruf Amin saat membuka acara Indonesia Industrial Moslem Exhibition (II-Motion) 2021 secara virtual, Kamis (03/06/2021).
Kiai Ma'ruf Amin yang alumnus Pesantren Tebuireng itu mengungkapkan, berdasarkan data OIC Economic Outlook 2020, di antara negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam atau OKI, Indonesia masih menjadi eksportir terbesar kelima dengan proporsi 9,3 persen, di bawah Arab Saudi (14,5 persen), Malaysia (13,3 persen), Uni Emirat Arab (12,3 persen), dan Turki (10,1 persen). Indonesia juga merupakan importir terbesar keempat dengan proporsi 8,4 persen di bawah Uni Emirat Arab (12,2 persen), Turki (12,1 persen), dan Malaysia (11,8 persen).
Untuk itu, Wapres berharap agar potensi Indonesia sebagai pasar produk muslim harus dibarengi dengan peningkatan kinerja ekspor Indonesia ke luar negeri khususnya ke negara-negara OKI.
“Indonesia harus lebih gigih berusaha menguasai pasar halal dunia khususnya negara-negara OKI,” ujarnya.
Untuk mewujudkannya, Wapres memaparkan sedikitnya ada empat langkah strategis yang dapat dilakukan. Pertama, dengan mengembangkan riset halal dan meningkatkan substitusi impor.
“Yang kedua, dengan mambangun kawasan-kawasan halal yang terintegrasi dengan fasilitas logistik halal. Ketiga, dengan membangun sistem informasi halal termasuk mempercepat proses penyelesaian sertifikat halal,” ujarnya.