Peduli Banjir Kepulungan, Banser Kerja Bakti, Muslimat dan Fatayat Gerojok Sembako

Peduli Banjir Kepulungan, Banser Kerja Bakti, Muslimat dan Fatayat Gerojok Sembako Hj. Anisah Syakur (Ketua Muslimat NU Bangil) dan Siti Nur Sa'diyah (Sekretaris Fatayat NU Bangil) saat menyerahkan bantuan sembako kepada Kepala Desa Kepulungan Didik Hartono.

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Memasuki hari keempat pasca banjir bandang yang menerjang Desa Kepulungan, Kecamatan Gempol, Rabu (3/7) lalu, 200 personel Banser PCNU Bangil menggelar kerja bakti bersih-bersih rumah korban, saluran air, dan sungai yang menjadi aliran banjir dari Sungai Kembeng, Kepulungan, Gempol, Pasuruan, Ahad (7/2).

Kasatkorcab Hariono, S.H. mengatakan bahwa pihaknya mengerahkan pasukannya secara bergelombang. Untuk gelombang pertama dimulai dari jam 07.00 pagi hingga 12.00 WIB. Sedangkan gelombang kedua, jam 13.00 hingga jam 16.00 WIB.

"Selama kami dibutuhkan, kami selalu siap membantu warga kepulungan, baik tenaga, pikiran, dan kebutuhan pokok mereka," kata Hariono kepada HARIAN BANGSA saat ditemui di Balai Desa Kepulungan.

Selain Banser, badan otonom NU lainya seperti Muslimat dan Fatayat, juga turut peduli terhadap korban banjir dengan memberikan bantuan sandang dan pangan. Bantuan itu meliputi puluhan kodi sarung, beras, pakaian, ratusan kardus mie instan, dan kebutuhan pokok lainnya.

"Kedatangan kami ke sini ingin ikut sumbangsih berupa sajadah, mukenah, sembako, dan kebutuhan pokok lainya," ujar Ketua Fatayat NU Bangil Budi Rahayu.

Menurut Budi Rahayu, bantuan itu hasil kerja sama dengan Muslimat NU Bangil. "Kebutuhan mereka yang terpenting adalah makan sehari-hari, dan kebetulan kami membawa telur, beras, gula, sarung, mukena, dan kebutuhan lainya," timpal Ketua Muslimat NU Bangnil Hj Anisah Syakur.

Perempuan yang juga Anggota DPR RI itu mengatakan pihaknya bermitra dengan Menteri Sosial dan sudah menyampaikan aspirasi dan keluhan para korban bencana banjir ke Tri Rismaharini.

Dia berharap agar bencana yang melanda Kabupaten Pasuruan ini dijadikan pelajaran oleh pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten. "Jadi seperti jembatan yang sudah usianya lama, segera direnovasi. Tambang ilegal, penebangan hutan ilegal, penggalian tanah yang bikin bencana alam itu harus ada ketegasan dari pemerintah. Banjir, gempa, longsor itu belum tentu bencana alam murni, tetapi juga ulah dari tangan manusianya sendiri. Maka dari itu pemerintah harus tegas menyikapi itu," pungkas Anisah. (afa/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video '6 Hari Terseret Banjir, Petani di Pasuruan Ditemukan Mengapung':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO