Sosialisasi UU Nomor 29 Tahun 2019, Syafiuddin Minta Skill Disiapkan Dulu Sebelum Ikut Transmigrasi

Sosialisasi UU Nomor 29 Tahun 2019, Syafiuddin Minta Skill Disiapkan Dulu Sebelum Ikut Transmigrasi H. Syafiuddin bersama Dr. Atmari serta pendamping desa yang hadir secara di Rumah Aspirasi Perum Griya Asri dalam rangka sosialisasi UU No 29 tahun 2019, Selasa (4/8/2020).

BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Anggota Komisi V H. Syafiuddin menggelar sosialisasi Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2019 tentang Kean. Sosialisasi yang digelar secara tatap muka maupun virtual melalui webinar ini juga dihadiri perwakilan Kementerian Desa dan PDTT serta Pendamping Desa se-Madura, Selasa (4/8).

Dalam paparannya, Syafiuddin menjelaskan bahwa program bertujuan untuk pemerataan ekonomi dan pemerataan penyebaran penduduk di nusantara.

"Transmigrasi konkretnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan, penyeimbangan laju pembangunan daerah, serta pemerataan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM)," ujarnya.

Politikus PKB ini juga mengajak masyarakat Madura untuk ikut program dalam rangka pemerataan ekonomi. Apalagi masyarakat Madura mayoritas ahli tani, sehingga diharapkan bisa menggunakan keahliannya tersebut saat berada di daerah tujuan.

Karena itu, ia meminta masyarakat yang berminat untuk mengikuti program agar menyiapkan skill dan kemampuan terleih dahulu. Sebagai Anggota , ia mengaku juga akan memperjuangkan peningkatan SDM Madura melalui pelatihan dan workshop.

"Sesuai tupoksi saya sebagai Anggota , saya akan memperjuangkan penggelontoran anggaran lebih besar di Madura lewat Kementerian Desa, PUPR, termasuk mitra Komisi V lainnya. Ke depan akan fight di pembahasan anggaran, karena selayaknya di Madura harus 5 persen dari APBN, atau sekitar 100 Rp triliun harus turun ke Madura. Selama ini hanya Rp 20 triliun," pungkasnya

Sementara Dr. Atmari, M.Pdi., Staf Khusus Kemendes menjelaskan, bahwa Kemendes PDTT akan berupaya mengubah paradigma . "Ke depan akan menciptakan sosial dan budaya serta kulturnya terlebih dahulu, sebelum kapitalnya. Karena selama ini sebaliknya. Kapitalnya yang dibangun terlebih dahulu, baru sosial masyarakatnya, sehingga muncul tidak kerasan dan persoalan lainnya," ucapnya. (uzi/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO