Muhadjir Effendy: Ide Serba Tangguh Bisa Diimplementasikan ke Daerah Lain

Muhadjir Effendy: Ide Serba Tangguh Bisa Diimplementasikan ke Daerah Lain Wali Kota Risma menjadi salah satu kepala daerah yang memaparkan berbagai inovasinya dalam menangani pandemi Covid-19, Jumat (19/6). foto: ist.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjadi salah satu kepala daerah untuk memaparkan berbagai inovasinya dalam menangani pandemi Covid-19, Jumat (19/6). Melalui video conference (vidcon). acara ini diikuti oleh beberapa menteri, gubernur, wali kota, dan bupati.

Hal itu memang diminta oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia Muhadjir Effendy sebagai tindaklanjut dari kunjungannya ke rumah dinas Wali Kota Surabaya belum lama ini.

Pada kesempatan itu, Risma memaparkan berbagai macam upaya dalam menangani Covid-19. Mulai dari pendataan dan memetakan klaster-klaster, menampung pasien yang hasil rapid tesnya reaktif di hotel untuk diisolasi, menyulap Hotel Asrama Haji menjadi ruang isolasi bagi pasien Covid-19 dengan status sebagai orang tanpa gejala (OTG), sampai mendapat bantuan dari Badan Intelijen Nasional (BIN) dan BNPB berupa pinjaman unit mobil Laboratorium PCR.

“Kita kerja sama dengan lima hotel di Surabaya untuk menampung warga yang hasil rapidnya reaktif sambil menunggu hasil swab,” kata Risma di Balai Kota.

Ia menjelaskan setelah itu, jika hasil tes swab dinyatakan positif dengan catatan tanpa gejala apapun, maka pasien akan diisolasi di Hotel Asrama Haji Sukolilo, sedangkan untuk pasien yang memiliki gejala dan keluhan maka langsung dirawat di rumah sakit rujukan maupun non rujukan di Kota Pahlawan.

“Kalau OTG mereka kita bawa ke Hotel Asrama Haji. Tapi kalau ada gejala ditempatkan di rumah sakit,” lanjut dia.

Sementara itu, bagi warga atau pasien yang memilih rawat jalan isolasi mandiri di rumah masing-masing, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya membentuk 1.339 Kampung Tangguh Wani Jogo dengan melibatkan warga setempat untuk saling menertibkan wilayah masing-masing. Terutama jika di daerahnya terdapat warga yang terkonfirmasi Covid-19.

“Jadi masyarakatlah yang menjaga mereka (pasien) selama isolasi mandiri. Misalnya warga Wani Ngandani (negur). Masyarakat itu akan negur ketika ada tetangganya yang tidak menggunakan masker misalnya itu,” ungkap dia.

Lihat juga video 'Warga Sambisari dan Manukan Kulon Menolak Sekolah Dijadikan Tempat Isolasi Pasien Corona':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO