Tafsir Al-Kahfi 22: Dalil Bolehnya Bersilang Pendapat

Tafsir Al-Kahfi 22: Dalil Bolehnya Bersilang Pendapat Ilustrasi.

Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*

22. Sayaquuluuna tsalaatsatun raabi’uhum kalbuhum wayaquuluuna khamsatun saadisuhum kalbuhum rajman bialghaybi wayaquuluuna sab’atun watsaaminuhum kalbuhum qul rabbii a’lamu bi’iddatihim maa ya’lamuhum illaa qaliilun falaa tumaari fiihim illaa miraa-an zhaahiran walaa tastafti fiihim minhum ahadaan

Nanti (ada orang yang akan) mengatakan, ”(Jumlah mereka) tiga (orang), yang ke empat adalah anjingnya,” dan (yang lain) mengatakan, “(Jumlah mereka) lima (orang), yang ke enam adalah anjingnya,” sebagai terkaan terhadap yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan, “(Jumlah mereka) tujuh (orang), yang ke delapan adalah anjingnya.” Katakanlah (Muhammad), “Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit.” Karena itu janganlah engkau (Muhammad) berbantah tentang hal mereka, kecuali perbantahan lahir saja dan jangan engkau menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada siapa pun.

TAFSIR AKTUAL

Rombongan pendeta Nasrani sowan ke Nabi Muhammad SAW memperbincangkan agama. Pembicaraan ke sana ke mari dan akhirnya menyinggung ashab al-kahfi. Mereka berbeda pendapat tentang jumlah personil mereka.

Pendeta dari sekte Ya'qubiyah berkat: "mereka berjumlah tiga orang plus satu ekor anjing", hingga total berjumlah empat. Kemudian disanggah oleh kawan mereka sendiri dari sekte Nasthuriyah: "Oh tidak, jumlah mereka lima orang, plus satu ekor anjing, hingga total berjumlah enam".

Sahabat yang mendampingi Nabi SAW pada pertemuan itu tak sabar dan angkat bicara: "Bukankah mereka berjumah tujuh orang plus satu ekor anjing". Tentu saja perdebatan menjadi lebih hangat dengan tetap sopan. Mereka paham sedang berada di depan Nabi mulia, Muhammad SAW.

Sejatinya mereka menunggu komentar beliau, tapi beliau santai-santai saja, kemudian diam sejenak. Lalu turunlah wahyu dengan susunan redaksi seperti pada ayat studi ini (22).

Perhatikan cara Tuhan mengungkap jumlah personil ashab al-kahfi. Allah SWT, meski Dia maha mengetahui, tapi tidak memberi keputusan langsung di tengah-tengah perdebatan, melainkan mengangkat materi perdebatan tersebut dengan bahasa yang cantik sekali.

Kelompok pertama mengatakan jumlah mereka cuma tiga orang, plus satu ekor najing, sehingga total menjadi empat. "sayaqulun tsalatsah rabi'uhum kalbuhum". Kelompok kedua mengatakan mereka berjumlah lima orang plus satu ekor anjing, jadi total enam. "wa yaqulun khamsah sadisuhum kalbuhum".

Ketika dua kelompok bertebak-tebakan pada kisaran angka tiga dan lima ini, Tuhan berkomentar "...rajma bi al-ghaib". (lemparan terhadap hal ghaib). Maksudnya pendapat tidak jelas, seperti tidak jelasnya melihat benda gaib. Terhadap komentar Tuhan tersebut, kira-kira tafsirnya begini:

Pertama, dipahami sebagai kalam khabar (kalimat berita). Artinya, bahwa jumlah personal ashabul kahfi masuk wilayah "ghaib". Dalam artian, sejarah tidak mendokumenkan dengan jelas, sehingga tidak ada kepastian tentang jumlah personil mereka.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO