Cegah Gejolak, Pakar Ekonomi UTM Ingatkan Kepala Daerah agar Jaga Ketahanan Ekonomi saat Pandemi

Cegah Gejolak, Pakar Ekonomi UTM Ingatkan Kepala Daerah agar Jaga Ketahanan Ekonomi saat Pandemi Aktivitas ekonomi di depan Pasar Hewan Arosbaya Bangkalan, Rabu (22/4).

BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Pakar Ekonomi Kreatif UTM (Universitas Trunojoyo ) Bangkalan Dr. Eni Sri Rahayuningsih, S.E., M.E., mengingatkan empat Pemerintah Daerah (Pemda) yang ada di , agar menjaga ketahanan ekonomi di kondisi pandemik . Hal ini mengingat perekonomian sangat sensitif terhadap isu dan persepsi.

"Jika ketahanan ekonomi masyarakat tidak dapat diantisipasi dan produktivitas perekonomian turun akibat hantaman virus , maka goncangan ekonomi akan bergejolak jauh lebih dahsyat dari virus . Bahkan bisa berimplikasi gejolak sosial jika tidak ditangani lebih baik, mengingat PAD secara keseluruhan hanya 10 persen dari total pendapatan daerah," jelasnya, Rabu (22/4).

Oleh sebab itu, lanjut Eni, Tim Gugus Tugas di masing-masing daerah harus mampu memberikan edukasi kepada pelaku ekonomi serta memberikan informasi yang mendidik. Ia menilai, menjaga psikologi masyarakat agar tetap tenang dan berpikir positif sangat penting.

"Sebagai pelaku ekonomi, kondisi jangan sampai terlalu didramatisir atau tidak transparan. Berikanlah informasi yang proporsional oleh semua kalangan, baik pemerintah, media, dan masyarakat. Karena akan bedampak kepada ekonomi, bukan hanya kepanikan sosial," terangnya kepada BANGSAONLINE.com melalui sambungan telepon.

"Sudah saatnya para pemimpin , baik umaro, ulama, tokoh formal atau informal komitmen memberikan keteladanan bersama. Seperti mewajibkan pakai masker, budaya cuci tangan, makanan dibungkus atau ditutupi. Karena aktivitas ekonomi tetap harus jalan, transaksi jual beli di pasar tetap seperti biasa, hanya yang perlu diwaspadai adalah dampak penularannya," ucap Eni.

Dalam kesempatan ini, ia juga meminta para kepala daerah di memastikan penyaluran BLT sebesar Rp 600 ribu dilakukan sesuai Permendes nomor 6 tahun 2020. Utamanya dalam menentukan sasaran atau warga penerima.

"BLT diprioritaskan untuk masyarakat ekonomi lemah yang terdampak berdasarkan data yang akurat," tegas lulusan S3 Universitas Brawijaya (UB) Malang ini.

Ia menyarankan pemda juga proaktif memberikan sosialisasi agar bantuan tersebut juga dimanfaatkan untuk usaha rumahan atau ada tambahan stimulus. "Kalau tidak didorong oleh pemerintah, maka bantuan tersebut bisa saja hanya menjadi konsumtif," katanya. 

"Masyarakat saat ini sudah piawai menggunakan WA, bukan hanya sebatas chatting saja, tapi sudah digunakan sarana komunikasi bisnisnya," pungkasnya. (uzi/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Detik-Detik Warga Desa Lokki Maluku Nekat Rebut Peti Jenazah Covid-19':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO