Tanya-Jawab Islam: Ambil Untung dari Menjualkan Barang

Tanya-Jawab Islam: Ambil Untung dari Menjualkan Barang Prof. Dr. KH. Imam Ghazali Said.

Maka jika akad itu jual-beli, yaitu Anda membeli lalu menjualnya lagi, maka boleh melebihkan harganya untuk mendapatkan keuntungan. Itu boleh dan halal hukumnya.

Tapi jika Anda menjualkan seperti pada akad kedua, maka Anda tidak diperkenankan sama sekali mengambil keuntungan dari harga yang telah ditentukan oleh orang yang menjadi langganan Anda itu. Sebab Anda menjualkan barang orang lain.

Maka, agar halal murni, sebaiknya beli barangnya dulu, bayar dulu dan terima dulu barangnya di tangan. Setelah barang itu menjadi milik Anda, Anda boleh menjual barang (bibit) itu berapa pun sesuai kesepakatan Anda dengan pembeli bibit Anda itu.

Jika barang itu belum secara penuh menjadi milik Anda, maka Anda tidak boleh mengambil keuntungan dari barang itu. Rasul melarang bentuk akad ini. Sahabat Hakim bin Hizam ra yang datang kepada rasul dan bertanya tentang itu:

قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ يَأْتِينِى الرَّجُلُ فَيُرِيدُ مِنِّى الْبَيْعَ لَيْسَ عِنْدِى أَفَأَبْتَاعُهُ لَهُ مِنَ السُّوقِ فَقَالَ « لاَ تَبِعْ مَا لَيْسَ عِنْدَكَ ».

“Wahai Rasulullah aku didatangi seorang laki-laki yang ingin membeli barang yang tidak kumiliki, apakah aku membelikannya dari pasar. Maka Rasulullah bersabda: “Janganlah Engkau menjual barang yang tidak Engkau miliki”.” (Hr. Abu Dawud:3505).

Pada akhirnya, dua transaksi di atas sama-sama akan membayarkan sejumlah uang ke pemilik bibit pertama. Namun, yang dipandang dalam hukum fiqih adalah niat yang benar dan cara yang benar. Semoga penjelasan ini bermanfaat. Wallahu a’lam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO