Sebagai bentuk implementasi sisterhood, kedua kepala daerah itu melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang Kerja Sama Pembangunan Daerah dalam rangka Pengelolaan Potensi dan Sumber Daya.
“Kegiatan ini bisa menjadi new partnership antara Jatim dan NTB. Untuk Jatim, kita akan siapkan karpet merah dan karpet hijau. Seringkali terkait investasi, kita terlampau outward looking. Saya ingin mengajak kita juga melihat secara inward looking. Karena dari data kami, perdagangan dalam negeri Jawa Timur itu sangat signifikan,” tuturnya.
Melihat potensi yang dimiliki NTB, Khofifah langsung menawarkan kerja sama jagung serta perluasan penggemukan sapi untuk swa sembada daging dan protein hewani. Oleh karena itu, Khofifah juga menawarkan tenaga inseminator dan tenaga pemeriksa kebuntingan dari Jatim untuk memberikan pelatihan termasuk dari Balai Besar Inseminasi Buatan di Jatim untuk peternak dari NTB. Sebab, pada dasarnya, NTB memiliki bibit sapi yang bagus.
Serta yang tak ketinggalan Khofifah juga menawarkan kerja sama dengan NTB terkait kerangka perhiasan untuk mutiara. Pasalnya Jatim memiliki industri perhiasan terbesar di Indonesia.
“Masih banyak kerangka dari perhiasan yang berbasis mutiara di NTB masih diimpor, terutama untuk liontin, gelang dan cincin,” imbuhnya.
Melihat hal tersebut, Khofifah menjelaskan, harus ada pertemuan yang lebih fokus antara pelaku usaha perhiasan berbasis mutiara di NTB untuk melakukan business matching dengan perusahaan-perusahaan perhiasan di Jatim.
“Jadi 49,5 persen kontribusi industri perhiasan Indonesia itu dari Jawa Timur. Maka temu kenal kebutuhan terutama kerangka perhiasan bagi industri mutiara di NTB bisa ketemu dengan pelaku-pelaku industri perhiasan di Jatim apakah berbasis emas, silver dan sebagainya. Memang seharusnya lebih sering pertemuan-pertemuan misi dagang seperti ini,” jelasnya.
Sementara Wakil Gubernur NTB Siti Rohmi Djalillah berharap bisa melakukan hal-hal yang produktif untuk kerja sama NTB dan Jatim. NTB hidupnya sebagian besar dari pertanian, perkebunan, perdagangan, dan pariwisata.
“Kami mendorong desa wisata, perkembangan pariwisata sejalan dengan pertumbuhan ekonomi khususnya masyarakat desa. Nantinya, Kerja sama tidak hanya tertutup pada pertanian, peternakan dan perdagangan,” katanya. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News